Tautan-tautan Akses

Facebook Hapus Laman Kelompok Sayap Kanan Pendukung Trump 


Joey Gibson (kiri) pendiri kelompok "Patriot Prayer" dalam aksi demonstrasi di Portland, Oregon (foto: dok).
Joey Gibson (kiri) pendiri kelompok "Patriot Prayer" dalam aksi demonstrasi di Portland, Oregon (foto: dok).

Facebook hari Jumat (4/9) menghapus laman kelompok sayap kanan AS "Patriot Prayer" dan pendirinya Joey Gibson, kata juru bicara perusahaan itu kepada kantor berita Reuters.

Patriot Prayer telah menyelenggarakan puluhan demonstrasi pro-senjata, pro-Trump. Para peserta demonstrasinya berulang kali bentrok dengan kelompok sayap kiri di sekitar Portland, Oregon, dimana salah satu pendukung kelompok Patriot Prayer tewas pekan ini.

Korban, Aaron Danielson, 39 tahun, ditembak Sabtu malam setelah demonstrasi pro-Trump di kota itu. Facebook menghapus laman-laman itu sebagai bagian dari upaya untuk menghapus "milisi sosial yang kejam" dari jejaring sosialnya, kata juru bicara Andy Stone.

Facebook memperbarui kebijakannya bulan lalu untuk melarang kelompok yang menunjukkan risiko signifikan terhadap keselamatan publik.

Kebijakan organisasi yang berbahaya oleh Facebook sekarang mencakup kelompok yang mendukung tindakan kekerasan atau menyarankan mereka menggunakan senjata, meskipun tidak secara langsung mengatur kekerasan.

Dalam pernyataan yang dipasang di situs Patriot Prayer, Gibson menuduh Facebook menerapkan standar ganda.

"Kelompok Antifa membunuh teman saya ketika ia berjalan pulang, dan perusahaan bernilai miliaran dolar ini bukannya melarang laman Portland Antifa, mereka justru melarang Patriot Prayer, Joey Gibson dan beberapa nenek-nenek lain yang menjadi admin," tulis Gibson.

Antifa adalah gerakan sayap kiri yang umumnya tidak terstruktur dan pengikutnya secara luas ingin menghadapi orang-orang yang mereka pandang sebagai otoriter atau rasis.

Gibson mendukung non-kekerasan tetapi dituduh kelompok anti-fasis memprovokasi konfrontasi.

Setelah penembakan Danielson, Gibson memperingatkan para pendukungnya untuk tidak membalas dendam, melainkan "menahan diri secara politis, spiritual."

Pada awal pekan ini, laman Patriot Prayer memiliki hampir 45.000 pengikut di Facebook. Laman Itu dibuat pada 2017.

Facebook minggu lalu menghapus konten yang terkait dengan Kenosha Guard, grup yang memposting "seruan untuk bersenjata" di Kenosha, Wisconsin.

Perusahaan tersebut mengambil tindakan sehari setelah dua orang ditembak dan dibunuh pada protes di kota itu, yang terjadi sebagai tanggapan atas penembakan polisi terhadap seorang laki-laki kulit hitam awal pekan itu.

Situs berita online BuzzFeed melaporkan, para pengguna jejaring sosial ini telah memperingatkan konten itu kepada Facebook sebanyak 455 kali tetapi awalnya diberi tahu konten itu tidak melanggar kebijakan Facebook. [my/pp]

XS
SM
MD
LG