Tautan-tautan Akses

Eropa Berusaha Cari Solusi untuk Cegah Ancaman Krisis Migran Baru


Para mingran duduk dekat perbatasan Turki-Yunani di Pazarkule, distrik Edime, 29 Februari 2020. (Foto: AFP)
Para mingran duduk dekat perbatasan Turki-Yunani di Pazarkule, distrik Edime, 29 Februari 2020. (Foto: AFP)

Sejumlah menteri dalam negeri Uni Eropa mengadakan pembicaraan darurat pada Rabu (4/3) untuk membahas cara merespons para pencari suaka yang berkumpul di perbatasan Turki dengan harapan bisa menyeberang ke wilayah Eropa.

Turki mundur dari kesepakatan dengan Uni Eropa minggu lalu untuk menjaga mereka tetap di dalam perbatasannya.

Tampaknya krisis migran lima tahun lalu tidak mungkin terulang, mengingat sekitar 1 juta orang mencari suaka di Eropa. Setidaknya belum demikian. Para migran sekarang berharap menyeberang ke Yunani dan Bulgaria hanya dalam jumlah ribuan. Sebagian besar tampaknya berasal dari Afghanistan dan negara-negara lain, tidak seperti 3,6 juta pengungsi Suriah yang sekarang tinggal di Turki.

Dalam pertemuan tersebut para menteri dalam negeri Uni Eropa menyuarakan solidaritas antar anggota dan pernyataan diplomatis bahwa Uni Eropa tidak akan diperas oleh Turki.

Menteri Dalam Negeri Perancis Christophe Castaner mengatakan, Perancis menginginkan permintaan yang lengkap dan adil dari kesepakatan 2016 dengan Turki, yang melihat Uni Eropa setuju untuk membayar sekitar $6,7 miliar bantuan kepada Turki untuk menjaga pengungsi Suriah di dalam perbatasannya. [ps/ft]

XS
SM
MD
LG