Tautan-tautan Akses

Presiden Erdogan Desak Selandia Baru Berlakukan Lagi Hukuman Mati


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (19/03) menyarankan pemerintah Selandia Baru untuk kembali menerapkan hukuman mati, untuk menghukum pelaku penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, seperti dilaporkan kantor berita AFP.

Erdogan menyebut Turki bisa ‘menghukum’ si pelaku jika Selandia Baru tidak memberikan hukuman yang setimpal.

​Brenton Tarrant, seorang warga Australia berusia 28 tahun, didakwa melakukan pembunuhan berencana, setelah membunuh 50 orang di dua masjid, Jumat (15/03), saat penyelenggaraan Sholat Jumat.

“Dengan kejinya dia membunuh 50 saudara kami. Dia akan mendapat ganjaran setimpal. Kalau Selandia Baru tak bisa menghukumnya, kami bisa melakukannya,” kata Erdogan di dahapan ribuan warga di utara Turki.

Jumlah korban penembakan di Christchurch berjumlah 50 orang.
Jumlah korban penembakan di Christchurch berjumlah 50 orang.

Tidak hanya itu, Erdogan juga mengklaim bahwa Turki salah, telah menghapus hukuman mati 15 tahun lalu.

Menurutnya, Selandia Baru sebaiknya membuat pengecualian hukum, sehingga pelaku penembakan di Christchurch bisa dihukum mati.

“Jika parlemen Selandia Baru tidak membuat keputusan ini, saya akan terus-menerus mendesak mereka. Tindakan tegas perlu diambil,” katanya.

Tujuan politis?

Namun, tidak bisa dipungkiri pernyataan Erdogan ini punya tujuan politis. Apalagi menjelang pemilu lokal 31 Maret mendatang.

Kantor berita AFP menyebut Erdogan ingin Partai AK nya yang berbasis Islam, semakin mendapatkan banyak suara pemilih.

Pada kampanye akhir pekan lalu, Erdogan bahkan mempertontontan video penembakan yang sempat ditayangkan pelaku di akun Facebooknya, berikut beberapa “manifesto” yang juga sempat diunggah si penembak, sebelum dicopot facebook.

Tindakan Erdogan ini mengundang reaksi Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters. Peters mengungkapkan bahwa dia telah menghubungi Menlu dan Wakil Presiden Turki dan mengingatkan bahwa mempertontonkan video bisa berbahaya bagi warga Selandia Baru di Turki.

Meskipun begitu, “manifesto” dan cuplikan penembakan kembali dipertontonkan Erdogan dalam kampanyenya kemarin, Selasa (19/03).

Pelaku penembakan adalah seorang lelaki berkewarganegaraan Australia.
Pelaku penembakan adalah seorang lelaki berkewarganegaraan Australia.

​Partai AK telah mendominasi politik Turki selama lebih 16 tahun. Partai Erdogan ini tengah berjibaku untuk memikat pemilih, di tengah ekonomi yang dikhawatirkan akan terjerembab ke dalam resesi, setelah bertahun-tahun menguat.

Erdogan bahkan menyebut pemilu lokal kali ini sebagai “perjuangan hidup-mati”. (rh)

Recommended

XS
SM
MD
LG