Tautan-tautan Akses

Ekspor Jerman ke Iran Melambung Jelang Berlakunya Sanksi AS


Pameran dagang berbagai mobil produksi Jerman di kota Mashhad, Iran (foto: ilustrasi).
Pameran dagang berbagai mobil produksi Jerman di kota Mashhad, Iran (foto: ilustrasi).

Ekspor Jerman ke Iran melonjak pada bulan Oktober, sebulan sebelum Amerika memberlakukan kembali sanksi pada Republik Islam itu untuk menekan industri minyak dan pengirimannya, demikian menurut pengamatan data, kantor berita Reuters hari Selasa.

Lonjakan itu mengisyaratkan kemauan di antara perusahaan-perusahaan kecil dan menengah Jerman atau Mittelstand, untuk terus melakukan bisnis dengan Iran meskipun berisiko dimasukkan dalam daftar Amerika karena menentang sanksi-sanksinya.

Angka resmi Kantor Statistik Federal mengungkapkan bahwa barang-barang Jerman yang diekspor ke Iran berjumlah hampir 400 juta euro ($455 juta) pada bulan Oktober, lonjakan sebesar 85 persen dari tahun sebelumnya dan volume bulanan tertinggi sejak 2009.

Presiden AS Donald Trump kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran pada tanggal 5 November setelah ia mundur dari kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan negara-negara besar dunia. Ia mengatakan sanksi tersebut ditujukan untuk melumpuhkan ekonomi Iran yang bergantung pada minyak dan memaksanya untuk meninggalkan ambisi nuklir dan program rudal balistik dan menghentikan dukungannya bagi militan di Suriah, Yaman, dan Lebanon.

Sekitar 1.000 perusahaan Mittelstand Jerman punya hubungan bisnis dengan Iran dan 130 perusahaan telah mendirikan cabang di negara tersebut.

Perusahaan multi-nasional, termasuk raksasa teknik Jerman, Siemens, telah menarik diri dari Iran karena khawatir akan sanksi AS. [my]

Recommended

XS
SM
MD
LG