Tautan-tautan Akses

DPR AS Loloskan Resolusi Pembatasan Penggunaan Militer


Pemimpin DPR AS Nancy Pelosi menjawab pertanyaan wartawan saat meninggalkan ruang rapat Fraksi Demokrat di Gedung Capitol, Washington, D.C., 8 Januari 2020. (Foto: dok).
Pemimpin DPR AS Nancy Pelosi menjawab pertanyaan wartawan saat meninggalkan ruang rapat Fraksi Demokrat di Gedung Capitol, Washington, D.C., 8 Januari 2020. (Foto: dok).

DPR AS yang didominasi fraksi Demokrat, Kamis (9/1) meloloskan resolusi untuk membatasi kewenangan Presiden Donald Trump untuk melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Iran tanpa persetujuan Kongres.

Resolusi itu disahkan dengan 224 mendukung berbanding 194 menolak, sesuai garis kebijakan partai masing-masing. Tiga anggota fraksi Republik bergabung dengan Demokrat mendukung resolusi itu.

Senat akan memutuskan resolusi serupa dalam pemungutan suara pekan depan.

Fraksi Demokrat di DPR AS mengajukan resolusi itu setelah Trump memerintahkan serangan drone pekan lalu yang menewaskan jenderal senior Iran Qassem Soleimani, komandan pasukan elit Quds di Garda Revolusi Iran.

Trump mengatakan Soleimani mengeluarkan ancaman yang akan segera terjadi, tetapi ia menolak memberikan rincian.

Namun hari Kamis (9/1), presiden mengatakan Soleimani telah merencanakan akan meledakkan Kedutaan Besar AS di Baghdad.

Trump dan para pembantunya menghadapi kecaman keras dari para anggota fraksi Demokrat yang beroposisi dan beberapa anggota fraksi Republik karena ia menolak mengungkapkan apa yang mereka sebut sebagai “ancaman dalam waktu dekat” yang dikemukakan Soleimani pada waktu ia tewas di mobil yang ia tumpangi di bandara Baghdad pekan lalu.

Tetapi Trump, sewaktu berbicara di Gedung Putih, mengatakan, “Kami melakukannya karena mereka ingin meledakkan kedutaan kita. Kami juga melakukannya karena alasan lain yang sangat nyata. Ada yang tewas, salah seorang anggota militer kita tewas. Orang-orang luka parah hanya sepekan sebelumnya.”

Para pejabat pemerintah sebelumnya menyalahkan Soleimani atas pembunuhan anggota militer Amerika dan seorang kontraktor AS, sambil menyulut kerusuhan di Irak dan Lebanon. Tetapi mereka menolak mengungkapkan alasan spesifik untuk pembunuhan Soleimani. Setelah pengarahan mengenai latar belakang perintah pembunuhan itu pekan ini, sejumlah anggota parlemen mengeluh karena kurangnya bukti mengenai “ancaman dalam waktu dekat” dari Soleimani itu. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG