Tautan-tautan Akses

Ditawari Bergabung ke Kabinet, Nadiem Mundur dari Gojek


Nadiem Makarim, pendiri Gojek, tiba di Istana Kepresidenan, di Jakarta, 21 Oktober 2019. (Foto: Reuters)
Nadiem Makarim, pendiri Gojek, tiba di Istana Kepresidenan, di Jakarta, 21 Oktober 2019. (Foto: Reuters)

Nadiem Makarim, pendiri dan Kepala Eksekutif (CEO) Gojek, mengatakan, Senin (21/10), dia sudah mundur dari perusahaan layanan transportasi online itu untuk bergabung dengan kabinet. Gojek juga menyatakan dua pejabat senior perusahaan akan bersama-sama menjalankan perusahaan senilai AS$10 miliar itu.

Mengutip pernyataan Gojek, Reuters mengatakan Presiden Gojek Andre Soelistyo dan pendiri lainnya, Kevin Aluwi, akan menjadi CEO bersama. Dalama pernyataannya, Gojek juga mengatakan “sudah mempersiapkan untuk kemungkinan ini dan tidak akan menimbulkan gangguan pada kelangsungan bisnis Gojek.

Nadiem mengatakan kepada para wartawan di istana kepresidenan bahwa “kehormatan besar bisa bergabung dengan kabinet pemerintahan.” Dia mengatakan Presiden Joko Widodo akan mengumumkan peran khusus Nadiem dalam kabinet pada pekan ini.

Pria berusia 35 tahun itu mentakan dia dan Jokowi sudah berbincang mengenai “arahan untuk membangun Indonesia di masa depan,” termasuk “sumber daya manusia, reformasi birokrasi, dan investasi.”

Beberapa laporan media memperkirakan Makarim akan kemungkinan mendapat posisi di kabinet sebagai menteri ekonomi digital atau pendidikan.

Pengunduran diri Nadiem terjadi saat Gojek mengenjot ekspansi di kawasan ASEAN. Presiden Grup Gojek Andre sudah bekerja di perusahaan itu sejak 2016. Sebelumnya Andre memimpin perusahaan ekuitas swasta, Northstar Group, sedangkan Aluwi saat ini bertanggung jawan atas tim data dan analitik Gojek.

Sejak didirikan pada 2010, Gojek sudah berkembang dari layanan transportasi online menjadi satu aplikasi dengan beragam layanan. Para pengguna aplikasi Gojek bisa melakukan pembayaran online dan memesan makan serta layanan lainnya seperti pijat. Gojek sekarang mengincar pangsa pasar yang lebih besar di Asia Tenggara, yang didominasi rivalnya, Grab.

Awal tahun ini, Gojek – yang memiliki valuasi AS$10 miliar, meraih pendanaan lebih dari AS$1 miliar dari pendana, termasuk Alphabet’s Google (GOOGL.O) , Tencent, dan JD.

Gojek adalah satu dari lima unicorn Indonesia yang berkembang tanpa mendapat pendanaan dari pasar modal. [ft/dw]

Recommended

XS
SM
MD
LG