Tautan-tautan Akses

Diskriminasi atas Kelompok Muslim Ahmadiyah di New York


Nusrat Qadir Chaudhry, juru bicara nasional bagi Komunitas Muslim Ahmadiyah di Amerika. (R. Taylor/VOA)
Nusrat Qadir Chaudhry, juru bicara nasional bagi Komunitas Muslim Ahmadiyah di Amerika. (R. Taylor/VOA)

New York adalah kota yang membanggakan toleransi beragama, tetapi bahkan di sana pun, kelompok Muslim Ahmadiyah merasakan adanya diskriminasi.

Meskipun mereka hanya merupakan satu persen penduduk Muslim di seluruh dunia, para anggota sekte minoritas itu merasa tidak nyaman di sini selama bertahun-tahun, dan dalam dekade terakhir, apa yang tadinya hanya merupakan bisikan telah menjadi kenyataan, menurut Nusrat Qadir Chaudhry, putri orang tua Pakistan dan India dan juru bicara nasional bagi Komunitas Muslim Ahmadiyah.

Baca juga: Persekutuan Gereja, Organisasi Keagamaan di AS Nyatakan Solidaritas dengan Warga Muslim

Ketika laporan berita tahun 2010 beredar di jaringan televisi utama di seluruh Amerika, tentang pembunuhan massal yang dilakukan oleh Taliban yang terjadi hampir bersamaan di dua masjid terpisah di Pakistan pada jamaah Ahmadiyah, anggota golongan minoritas yang bermarkas di Amerika itu berduka-cita.

Pada hari-hari dan minggu-minggu berikutnya, Qadir Chaudhry mencari dukungan di kalangan teman-teman Muslim non-Ahmadiyah, tetapi tidak mendapat apa yang diharapkannya.

“Orang-orang yang saya kenal, bukan dari komunitas Ahmadiyah saya - seperti Muslim dari Pakistan - tidak ada yang datang bertemu, dan menanyakan 'apakah kamu dan anggota keluargamu baik-baik saja?,” katanya.

Qadir Chaudhry punya tiga saudara yang selamat dari tembakan dan ledakan granat tangan yang menewaskan lebih dari 80 orang saat itu. Dia merasakan adanya jurang terbuka.

“Rasanya menyakitkan saya tidak bisa mendapat dukungan moril dari rekan-rekan sesama Muslim yang saya anggap teman,” kata Qadir Chaudhry. [sp/ii]

XS
SM
MD
LG