Tautan-tautan Akses

Direktur FBI: Karir Penegak Hukum Ditandai dengan Independensi


Direktur FBI, James Comey memberikan keterangan di depan Komisi Kongres AS di Washington DC (foto: dok).
Direktur FBI, James Comey memberikan keterangan di depan Komisi Kongres AS di Washington DC (foto: dok).

Direktur FBI, James Comey telah mengambil peran terbesar yang pernah dilakoninya, dengan mengikutsertakan dirinya dalam beberapa hari terakhir pilpres Amerika.

James Comey punya reputasi sebagai jaksa tangguh yang menghadapi sejumlah terdakwa paling menonjol selama seperempat abad lalu dan pernah membantu menetapkan aturan bagi pengawasan tersangka teroris. Tetapi kini sebagai Direktur Badan Investigasi Federal FBI, Comey telah mengambil peran terbesar yang pernah dilakoninya, dengan mengikutsertakan dirinya dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya pada beberapa hari terakhir pemilu presiden Amerika.

Comey yang berusia 55 tahun, yang merupakan sosok berpengaruh di Departemen Kehakiman di bawah pemerintahan Presiden George Walker Bush yang berasal dari Partai Republik dan kemudian ditunjuk sebagai direktur FBI oleh Presiden Barack Obama yang berasal dari Partai Demokrat, senantiasa menunjukkan independensinya.

Kini beberapa hari menjelang pemungutan suara 8 November, Comey mengumumkan bahwa FBI, badan penegak hukum di negara ini, akan membuka kembali penyelidikan terhadap calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton atas penggunaan server pribadi yang tidak aman ketika ia menjabat sebagai menteri luar negeri pada tahun 2009 hingga 2013, dan apakah ia keliru menangani dokumen-dokumen keamanan nasional rahasia.

Juli lalu Comey telah menyatakan bahwa cara Clinton menangani dokumen-dokumen rahasia yang ditemukan dalam komputernya itu “sangat ceroboh”. Tetapi Comey mengatakan tidak ada tuntutan kriminal yang akan diajukan, suatu keputusan yang menimbulkan kemarahan Partai Republik yang ingin mencegah Clinton supaya tidak menjadi presiden ke-45 Amerika dan sekaligus perempuan pertama yang menjadi panglima tertinggi.

Calon presiden Partai Republik Donald Trump kerap mencemooh Clinton sebagai “Crooked Hillary” atau “Hillary Si Pembohong” karena menggunakan server pribadi di rumahnya di New York, dan dalam beberapa kesempatan Clinton mengatakan bahwa hal itu merupakan kesalahan, meskipun ia juga mengatakan sepengetahuannya ia tidak pernah mengirim atau menerima dokumen rahasia.

Isu ini tidak lagi muncul dalam kampanye selama beberapa minggu ini setelah munculnya rekaman pembicaraan Trump tahun 2005 di mana ia menyampaikan pernyataan cabul tentang perempuan dan membual tentang bagaimana ia bisa meraba-raba perempuan karena statusnya sebagai selebriti. Ia menggambarkan pernyataan-pernyataan cabul itu sebagai “pembicaraan di locker room atau kamar ganti pakaian” dan mengatakan ia tidak pernah mewujudkan bualannya, meskipun kemudian muncul puluhan perempuan yang menyatakan Trump pernah melakukan tindakan yang tidak diinginkan terhadap mereka dalam kurun waktu 30 tahun ini, klaim yang dinilai Trump sebagai rekayasa.

Namun itu semua berakhir ketika Comey, yang menentang nasehat Departemen Kehakiman, mengirim surat ke sejumlah pemimpin terkemuka di Kongres, yang mengatakan bahwa tim penyelidik FBI akan kembali mengkaji kasus Clinton berdasarkan temuan dokumen pada sebuah komputer yang sebelumnya digunakan bersama dengan orang kepercayaannya sejak lama, Huma Abedin, dan Anthony Weiner, suami yang sudah cerai dari Huma, dan pernah jadi anggota Kongres yang undur diri karena tindakan yang memalukan. Comey mengatakan pihak berwenang menemukan dokumen-dokumen yang kemungkinan terkait dengan Clinton, ketika sedang menyelidiki SMS cabul yang dituduh dilakukan oleh Weiner dengan seorang anak perempuan berusia 15 tahun.

Departemen Kehakiman selama ini bersikap untuk tidak campur tangan dalam dunia politik Amerika, meskipun baik Partai Republik dan Partai Demokrat sering menuduh badan ini memihak dalam beberapa keputusannya, seperti memutuskan apa yang akan diselidiki dan melakukan penuntutan terhadap seseorang.

Comey mengatakan kepada staf-stafnya di FBI bahwa ia merasa berkewajiban untuk memberitahu Kongres tentang dibukanya kembali penyelidikan terhadap email Clinton ini karena ia telah berulangkali mengatakan kepada mereka bahwa penyelidikan sudah selesai. Comey mengatakan belum tahu signifikansi dokumen baru yang ditemukan di komputer Huma Abedin-Anthony Weiner itu terhadap Clinton dan sejumlah pakar hukum menyatakan hampir tidak mungkin memeriksa ribuan email itu sebelum hari pemungutan suara 8 November. Satu laporan mengatakan pihak berwenang bahkan belum punya surat perintah untuk memeriksa materi itu.

Clinton, yang dalam beberapa jajak pendapat di tingkat nasional dan di negara-negara bagian penting yang menentukan hasil pemilu, unggul atas Trump, mengecam langkah Comey dan mendesaknya “menjelaskan semua hal itu sekarang juga, dan buka kartu” apa yang sesunggunya dicari tim penyelidik FBI.

“Cukup aneh untuk memaparkan hal seperti itu hanya dengan sedikit informasi sebelum hari pemungutan suara,” ujar Clinton kepada pendukungnya di Florida, negara bagian yang dinilai Clinton dan Trump sebagai faktor penting untuk mengubah perolehan suara mereka dalam pemilu. “Faktanya, hal ini bukan saja aneh, tetapi juga tidak pernah terjadi sebelumnya dan sangat merugikan karena pemilih berhak mendapatkan fakta yang lengkap dan menyeluruh,” tambah Clinton.

Trump, yang merasa mendapat angin segar dalam kampanyenya, kembali menyampaikan apa yang disampaikan sebelumnya bahwa “Clinton adalah penjahat kriminal dan pelaku tindakan illegal” ketika berkampanye di negara bagian Arizona. Para pendukung Trump meneriakkan kata “lock her up” atau “penjarakan dia”. “Ini adalah skandal politik terbesar setelah Watergate, dan setiap orang sangat berharap bahwa hukum akan ditegakkan,” tambah Trump merujuk pada skandal yang memicu pengunduran diri Presiden Richard Nixon tahun 1974.

Pakar politik di American Enterprise Institute Norman Ornstein menggambarkan intervensi Comey dalam pemilu ini sebagai “langkah yang sangat aneh”. “Hal ini melanggar aturan fundamental bahwa FBI akan memantau, yang berarti tidak boleh melakukan atau mengatakan apapun yang akan mempengaruhi pemilu dalam kurun waktu 60 hari menjelang pemungutan suara. Dan melakukan hal ini hanya 11 hari sebelum hari itu merupakan hal yang sangat aneh,” tambahnya.

Ornstein menambahkan “dalam kasus ini saya tidak melihat Comey sebagai partisan, tetapi sebagai manusia yang seharusnya tahu bahwa melakukan hal ini 11 hari sebelum pemungutan suara akan merugikan Clinton. Dengan kata lain akan membantu Trump.”

Ornstein memperkirakan Comey mungkin ingin “membangun hubungan yang lebih kuat dengan sejumlah orang FBI” dengan mengeluarkan informasi bahwa pihaknya akan membuka kembali kasus ini. “Mungkin juga ia tahu bahwa beberapa orang FBI akan membocorkan informasi tentang temuan dokumen baru itu pada Partai Republik di Kongres, dan jika hal ini terjadi maka akan merugikannya, dalam arti merugikan FBI yang tampak seperti menutupi hal itu, atau akan memburukkan dirinya. Jelas bahwa Comey ingin mencegah hal ini. Saya mengkaji dan mengkaji lagi apa yang membuat pemilu ini menjadi sangat penting dalam hidup kita, dan jika motivasi Anda adalah pribadi, dan mungkin sedikit unsur institusi, jika ia ingin melindungi FBI maka ironisnya ia telah merugikan institusinya.”

Sejarawan politik Allan Lichtman di Universitas Amerika, Washington DC mengatakan “Comey tidak pantas melakukan hal ini.”

“Cukup menakjubkan juga Direktur FBI tidak mau mengatakan apakah ia sedang menyelidiki kaitan antara tim kampanye Trump dengan Rusia, sementara sejak awal ia memberi pukulan demi pukulan, merinci apa yang terjadi pada penyelidikan email Clinton,” ujar Lichtman. “Standar ganda sangat nyata di sini.”

Selama karirnya dalam bidang hukum, Comey telah menggugat anggota keluarga penjahat Gambino, teroris yang dituduh melakukan serangan pemboman terhadap Khobar Towers di Arab Saudi tahun 1996, dan eksekutif perusahaan yang terlibat dalam korupsi keuangan dan bintang televisi gaya hidup yang sangat terkenal Martha Steward dalam kasus penipuan surat-surat berharga dan lain-lain. Comey kerap memenangkan tuntutannya dan mengirim para pelaku ke penjara untuk jangka waktu lama.

Independensinya menghadapi nasehat tandingan dari atasannya telah menjadi ciri khas Comey selama bertahun-tahun dalam penegakan hukum di Amerika.

Tahun 2004, pada masa pemerintahan Bush, ia menjadi pejabat jaksa agung ketika atasannya John Ashcroft dirawat di rumah sakit. Pejabat-pejabat Gedung Putih meminta persetujuannya bagi perpanjangan program pemantauan tersangka teroris yang dilakukan Badan Keamanan Nasional Amerika NSA, tetapi Comey menentangnya. Ketika pejabat-pejabat Gedung Putih langsung datang ke rumah sakit untuk meminta Ashcroft yang sedang sakit menandatangani pengawasan pemantauan itu, Comey sendiri datang ke ruang di mana Ashcroft dirawat dan menolak kedatangan para pembantu presiden itu.

Comey menarik ancamannya untuk mundur akibat konfrontasi ini, dan setelah Bush mendengar alasan-alasan penolakannya, perubahan terhadap program pemantauan itu pun dibuat. [em/jm]

XS
SM
MD
LG