Tautan-tautan Akses

Dihadang Kelompok Bersenjata Papua, 1 Anggota TNI Tewas


Tentara Indonesia berpatroli di perbatasan antara Papua Nugini dan Indonesia untuk memeriksa penanda batas di Waris, Keerom, provinsi Papua, 17 Maret 2016. (Foto: Antara/dok).
Tentara Indonesia berpatroli di perbatasan antara Papua Nugini dan Indonesia untuk memeriksa penanda batas di Waris, Keerom, provinsi Papua, 17 Maret 2016. (Foto: Antara/dok).

Satu anggota TNI gugur dalam baku tembak dengan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) di Kabupaten Keerom, Papua, Senin pagi, 30 Desember 2019. Kodam XVII/ Cendrawasih menyatakan baku tembak itu terjadi saat 10 anggota Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG Yonif 713/Satyatama yang sedang berpatroli sekaligus untuk mengambil logistik di Pos Kaliasin dihadang oleh 20 anggota KSB.

Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto mengonfirmasi gugurnya satu anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/Satyatama dalam peristiwa penghadangan oleh kelompok separatis bersenjata (KSB) pada Senin pagi, 30 Desember 2019 di Keerom, Papua.

Kolonel Cpl Eko Daryanto menjelaskan pagi itu satu regu TNI anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST yang berjumlah 10 orang dan dipimpin oleh Serda Miftachur Rohmat bergerak dari pos Bewan Baru untuk melakukan patroli sekaligus untuk mengambil logistik di Pos Kali Asih yang berjarak sekitar sekitar lima kilometer dengan waktu tempuh selama tiga jam.

“Anggota kita bergerak dari Pos Bewan Baru menuju logistik di Pos Kaliasin, itu kurang lebih lima kilometer perjalanan dengan medan tentunya tiga jam. Di tengah perjalanan dihadang oleh kelompok separatis,” jelas Kolonel Cpl Eko Daryanto saat dihubungi dari Palu, Sulawesi Tengah.

Setelah terlibat baku tembak selama 15 menit di lokasi yang disebut sebagai jembatan kayu, kelompok separatis bersenjata itu berhasil dipukul mundur oleh personel TNI. Menurut TNI, kelompok itu beranggotakan 20 orang dan dipimpin oleh Jefrizon Pagawak.

Tentara Indonesia berpatroli di perbatasan antara Papua Nugini dan Indonesia untuk memeriksa penanda batas di Waris, Keerom, provinsi Papua, 17 Maret 2016. (Foto: Antara/dok).
Tentara Indonesia berpatroli di perbatasan antara Papua Nugini dan Indonesia untuk memeriksa penanda batas di Waris, Keerom, provinsi Papua, 17 Maret 2016. (Foto: Antara/dok).

Setelah kontak tembak berhenti, anggota Satgas melakukan pengecekan. Dua orang personel didapati terkena tembakan dengan satu orang personel atas nama Serda Miftachur Rohmat terkena luka tembak pada bahu kiri depan dan dinyatakan meninggal dunia serta satu orang personel, Prada Juwandhy Ramadhan, terkena luka tembak (rekoset) pada pelipis kanan dan pinggang kiri dan dinyatakan selamat.

“Kita cek anggota kita ada yang kena tembak dua orang. Salah satunya gugur atas nama Serda Miftachur Rohmat, dan satunya lagi Prada Juwandhy. Alhamdulillah Prada Juwandhy kita dapati masih selamat dan mendapatkan penanganan lanjutan dari tim dokter dari Rumah Sakit Marthin Indey.” kata Eko Daryanto.

Kedua anggota TNI yang terkena tembakan itu kemudian dievakuasi dengan menggunakan helikopter untuk mendapatkan penanganan lanjutan di Rumah Sakit Marthin Indey di Jayapura. Jenazah Serda Miftachur Rohmat kini disemayamkan di Korem 172 Jayapura. Menurut rencana, jasad almarhum akan diterbangkan dari Jayapura pada Selasa pagi (31/12) menuju kampung halamannya di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Dalam keterangan yang dirilisnya, Kodam XVII/Cenderawasih memerintahkan anggota pos yang lain yang berada disekitar Pos Bewan Baru untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut dan menutup akses-akses pelarian yang mungkin akan digunakan oleh kelompok tersebut ke negara tetangga, Papua Nugini. Kodam XVII/Cenderawasih juga langsung melakukan koordinasi dengan Konsulat RI di Papua Nugini guna membahas langkah diplomatik untuk menangani kasus tersebut. Pos-pos Pamtas di sepanjang RI-Papua Nugini juga diminta agar meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan guna mengantisipasi aksi-aksi lanjutan dari KSB. [yl/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG