Tautan-tautan Akses

Diadaptasi dari Komik, Film "Concrete Utopia" Angkat Tema Kemanusiaan di Tengah Kehancuran Seoul


Lee Byung-hun, Park Ji-hoo, Um Tae-hwa, Park Bo-young, dan Park Seo-joon saat menghadiri acara pemutaran perdana"Concrete Utopia" untuk Amerika Utara di ajang Toronto International Film Festival di Kanada (REUTERS)
Lee Byung-hun, Park Ji-hoo, Um Tae-hwa, Park Bo-young, dan Park Seo-joon saat menghadiri acara pemutaran perdana"Concrete Utopia" untuk Amerika Utara di ajang Toronto International Film Festival di Kanada (REUTERS)

Gempa dahsyat yang melanda Seoul, Korea Selatan menyisakan hanya satu gedung apartemen di kota itu. Para warga yang kehilangan tempat tinggal lalu pergi ke apartemen tersebut, berharap dapat bertahan hidup dengan penghuni aslinya. Semua ini diceritakan dalam film bertema thriller, “Concrete Utopia.”

Berlatar belakang di Seoul, Korea Selatan, film “Concrete Utopia” arahan sutradara Um Tae-hwa bercerita mengenai kehidupan pasca gempa dahsyat yang melanda kota tersebut. Gempa itu menghancurkan seluruh bangunan di Seoul, kecuali gedung apartemen Hwang Gung yang masih kokoh berdiri.

Gedung apartemen tersebut lantas menjadi “utopia” tempat berlindung yang terlihat nyaris sempurna bagi para penduduknya, dan warga lain yang berharap bisa ikut tinggal di sana untuk bertahan hidup.

Sutradara Um Tae-hwa di ajang pemutaran perdana "Concrete Utopia" di Toronto International Film Festival, Kanada (REUTERS)
Sutradara Um Tae-hwa di ajang pemutaran perdana "Concrete Utopia" di Toronto International Film Festival, Kanada (REUTERS)

Diadaptasi dari bagian kedua dari komik daring Webtoon “Cheerful Outcast,” karya Kim Soong-Nyung, yang berjudul “Cheerful Neighbor,” sutradara Um Tae-hwa mengaku bahwa sejak awal ia memang selalu tertarik dengan seluk beluk pembangunan apartemen di Korea.

“Saya selalu membayangkan kenapa (apartemen di Korea) dibangun dengan tipe yang sama dan kerap dihancurkan dan dibangun kembali,” jelas sutradara Um Tae-hwa lewat wawancara dengan VOA Indonesia belum lama ini.

Apartemen di Korea

Tinggal dan hidup di gedung apartemen bertingkat adalah hal yang lazim di Korea Selatan. Penghancuran dan pembangunan kembali apartemen di Korea juga merupakan hal yang biasa dilakukan, jika apartemen tersebut dianggap sudah tidak layak huni.

Tergantung pada kontrak, para penghuninya biasanya diberikan sejumlah biaya untuk mencari tempat tinggal yang baru. Tak jarang mereka diberikan hak istimewa untuk kembali ke apartemen mereka setelah pembangunan selesai, dengan syarat bisa membayar biaya yang lebih tinggi.

Kalau cerita komik aslinya menyoroti kepada para penghuni yang datang ke apartemen setelah dibangun dan menggambarkan ketakutan mereka, Um Tae-hwa memilih untuk fokus kepada tema apartemen itu sendiri dan menunjukkan reaksi orang-orang terhadap situasi yang ekstrim ini.

“Saya ingin menunjukkan kepada (penonton) secara bertahap bagaimana (orang-orang ini) bertransformasi. Saya rasa film ini merangkum (kehidupan) masyarakat Korea dan sentimen di sekitarnya,” ujar Um Tae-hwa.

Um Tae-hwa pun juga memperkaya naskah film ini dimana ia juga terlibat dalam penulisannya, dengan adanya langkah pengusiran dari para penghuni asli apartemen Hwang Gung terhadap warga dari luar.

Tidak hanya itu, para penghuni apartemen ini lalu menciptakan kelompok dan menunjuk salah satu dari mereka untuk dijadikan pemimpin atau delegasi dari para penghuni dan pengambil keputusan.

“Menurut saya ini lebih memperlihatkan sifat manusia, sisi naluri manusianya, dan menurut saya itu adalah latar belakang yang bagus untuk menggambarkan hal ini,” kata sutradara berusia 42 tahun ini.

“Mereka bersatu dan itu berarti memiliki musuh dari luar. Mereka melawan bersama-sama dan itulah yang membuat grup ini menjadi lebih solid,” tambahnya.

Tampilkan Aktor Terkenal

Film “Concrete Utopia” menampilkan aktor kawakan asal Korea Selatan, Lee Byung-hun yang belum lama ini memenangkan penghargaan aktor terbaik di ajang Blue Dragon Film Awards ke-44 di Korea Selatan atas perannya dalam film ini.

“Kalau Anda berbicara mengenai Lee Byung-hun, mungkin semua sutradara di Korea ingin bekerjasama dengannya,” kata Um Tae-hwa yang juga memenangkan penghargaan sutradara terbaik untuk film “Concrete Utopia” dalam ajang Blue Dragon Film Awards ke-44.

Aktor Korea Selatan, Lee Byung-hun saat menghadiri acara karpet merah di ajang Blue Dragon Film Awards 2024 di Seoul, Korea Selatan (AP)
Aktor Korea Selatan, Lee Byung-hun saat menghadiri acara karpet merah di ajang Blue Dragon Film Awards 2024 di Seoul, Korea Selatan (AP)

Aktor Lee Byung-hun yang berusia 50 tahun dan dikenal lewat perannya dalam serial seperti "Squid Game" dan "Mr. Sunshine," juga perannya sebagai Storm Shadow dalam film waralaba G.I. Joe, memerankan tokoh Kim Young-tak, delegasi dari para penghuni apartemen Hwang Gung.

Tokoh Young-tak sendiri digambarkan dalam berbagai sisi, dimana penonton pada akhirnya bisa memiliki perspektif yang berbeda, tergantung pada siapa mereka berempati.

Sutradara film "Concrete Utopia," Um Tae-hwa saat diwawancara oleh VOA Indonesia (dok: zoom)
Sutradara film "Concrete Utopia," Um Tae-hwa saat diwawancara oleh VOA Indonesia (dok: zoom)

Secara perlahan Um Tae-hwa yang awalnya digambarkan sebagai sosok orang biasa berubah menjadi seperti seorang diktator di akhir film.

“Ini menunjukkan transformasi peran yang sangat ekstrim. Saya kira aktor yang benar-benar dapat memerankan karakter itu adalah Lee Byung-hun,” ujar Um Tae-hwa.

Film “Concrete Utopia” juga menampilkan aktor Park Seo-joon yang terkenal lewat berbagai serial drama korea, seperti “Itaewon Class” dan “Record of Youth.” Aktor berusia 34 tahun ini juga belum lama ini tampil dalam film “Dream” dan “The Marvels.”

Aktor Park Seo-joon memerankan tokoh bernama Min-seong yang tinggal di apartemen Hwang Gung bersama istrinya, Myeong-hwa, diperankan oleh aktris Park Bo-young. Mengawali karirnya pada tahun 2006, Park Bo-young banyak membintangi film, antara lain “Scandal Makers” dan “A Werewolf Boy,” juga serial drama korea, seperti “Daily Dose of Sunshine”.

“Park Seo-joon dan Park Bo-young membaca naskahnya dan mereka tertarik untuk terlibat dalam proyek (film) ini. Saya mengenal mereka dan nama-nama mereka ada dalam pikiran saya. Tapi ketika mendengar mereka mau terlibat dalam film ini, walau film saya sebelumnya tidak begitu berhasil secara komersial, saya pikir naskah film ini kuat dan saya percaya diri,” jelas Um Tae-hwa.

Perwakilan ke Oscar 2024

Film “Concrete Utopia” sudah tampil di berbagai festival film dan berhasil memenangkan penghargaan di berbagai ajang film bergengsi, salah satunya Toronto International Film Festival. Tak pernah terpikir oleh Um Tae-hwa bahwa filmnya ini akan menarik perhatian penonton global.

Awalnya ia hanya membuat film ini untuk para penonton di Korea dan menyisipkan banyak sekali elemen Korea di dalamnya, yang bisa mengena di hati para penonton.

“Tapi pada akhirnya, ini sentimen yang mendasari (film ini) adalah bahwa (cerita dalam film ini) merupakan pertentangan antara nilai-nilai kelangsungan hidup dan kemanusiaan. Jadi menurut saya di negara mana pun Anda dapat menggantinya dengan situasi apa pun yang dialami negara tersebut, sehingga Anda dapat melihatnya dari perspektif universal,” jelasnya.

Menurut Um Tae-hwa, inilah yang membuat film ini menarik. Walau ini bukanlah film yang menceritakan dunia yang realistis, namun penonton masih bisa melihat adanya kesamaan dari tema dalam film ini dengan kehidupan mereka.

Park Seo-joon menghadiri ajang Toronto International Film Festival, Kanada (REUTERS)
Park Seo-joon menghadiri ajang Toronto International Film Festival, Kanada (REUTERS)

Film “Concrete Utopia” kini sudah terpilih resmi mewakili Korea Selatan untuk berkompetisi meraih nominasi di ajang Academy Awards atau Oscar ke-96 mendatang di kategori film internasional terbaik.

“Masih banyak yang harus dilakukan,” ujar Um Tae-hwa.

“Tapi saya akan berusaha melakukan yang terbaik. Secara pribadi, menurut saya ini adalah kesempatan sekali dalam seumur hidup. Saya merasa bersyukur dan senang akan kesempatan ini,” tambahnya.

Hampir 100 negara telah mendaftarkan filmnya untuk berkompetisi meraih nominasi di kategori film internasional terbaik ajang Academy Awards mendatang, termasuk Indonesia, yang mendaftarkan film “Autobiography” arahan sutradara Makbul Mubarak.

Untuk sebuah film bisa meraih nominasi di ajang Academy Awards pun tidak mudah. Perlu adanya upaya agar film tersebut bisa menarik perhatian para anggota Academy of Motion Picture Arts and Sciences (A.M.P.A.S), yang akan menonton dan menilainya.

Jalan Menuju Nominasi Oscars

Menurut Tam Notosusanto, pengamat film di Indonesia, sebuah film harus sudah memiliki nama atau reputasi untuk bisa dilirik, hingga akhirnya memiliki kesempatan untuk meraih nominasi Oscars.

Salah satunya dengan masuk ke berbagai festival film internasional yang menurut pengamatannya, walau “sulit mencapainya, tapi begitu tercapai, jalannya langsung lancar."

“Yaitu menang di Cannes (red.festival film Cannes) atau masuk nominasi Cannes, masuk di Berlin (red.festival film Berlin), masuk di Venice (red.festival film Venesia). Toronto juga sekarang sudah menjadi barometer (red.festival film internasional Toronto),” jelas Tam Notosusanto kepada VOA.

Tam Notosusanto, pengamat film di Indonesia (dok: Zoom)
Tam Notosusanto, pengamat film di Indonesia (dok: Zoom)

Tam Notosusanto yang selalu mengamati ajang Academy Awards, khususnya di kategori film internasional mengatakan meski sederetan film-film ini sudah punya nama, mereka kerap masih perlu mengeluarkan dana yang besar untuk memasang iklan di berbagai media, seperti Variety dan Hollywood Reporter, untuk bisa bersaing dengan film-film dari negara lain.

Selain sudah ditayangkan di Toronto International Film Festival, hingga kini film “Concrete Utopia” juga sudah masuk ke Sitges International Film Festival ke-56 di Spanyol, Hawaii International Film Festival di AS, dan International Film Festival of India ke-54.

Namun, yang tidak kalah penting menurut Tam Notosusanto adalah apakah nantinya para anggota A.M.P.A.S ini bisa menemukan hubungan atau kesamaan dalam film yang ditonton.

“’Saya bisa relate atau enggak?’ Kalau kita bertahun-tahun cenderung menuduh, ‘ah orang Amerika ini milihnya yang dekat-dekat, temannya saja nih, Prancis, Italia, Jerman, tapi ternyata tiba-tiba ada Iran (membawa film), “Separation.” Tiba-tiba ada “Parasite” (red.fillm Korea). Saya melihat, apa yang sama? Benang merahnya itu cerita urban,” tambahnya.

Pihak A.M.P.A.S. menyebut bahwa nominasi Academy Awards ke-96 akan diumumkan tanggal 23 Januari 2024 mendatang. Ajang Academy Awards ke-96 sendiri akan diselenggarakan pada tanggal 10 Maret 2024 waktu Los Angeles, California, dengan menampilkan kembali pembawa acara Jimmy Kimmel.

Forum

XS
SM
MD
LG