Organisasi teroris tampaknya memperketat cengkeramannya di banyak wilayah Afrika, meskipun Amerika dan sekutunya terus berupaya untuk menekan kemampuan dan membatasi jangkauannya.
Temuan-temuan itu, bagian dari laporan baru yang dirilis, Selasa (1/9), oleh inspektur jenderal Departemen Pertahanan, disampaikan ketika upaya yang dipimpin AS terpaksa menyesuaikan, bahkan mengurangi aktivitasnya karena virus corona menyebar ke seluruh benua itu.
"Amerika dan mitra internasionalnya membuat kemajuan terbatas," tulis Sean O'Donnell, penjabat Inspektur Jenderal, dalam laporan triwulanan, mengutip kemunduran terhadap afiliasi al-Qaeda dan ISIS.
Laporan tersebut memperingatkan, penyebaran Covid-19 bukannya memperlambat kelompok teroris, tapi tampaknya memberi organisasi teroris lebih banyak peluang baru untuk berkembang.
“Pandemi memperburuk banyak kondisi mendasar yang mendorong pertumbuhan organisasi ekstremis yang brutal (VEO), termasuk kerawanan ekonomi dan pangan,” tulis O'Donnell. Dia merujuk pada penilaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa di beberapa daerah, kelompok teror “memanfaatkan virus untuk memperlemah otoritas pemerintah negara bagian dan melanjutkan serangan mereka."
Peringatan tentang daya tahan al-Qaeda dan afiliasi ISIS di Afrika bukanlah hal baru. Jenderal Stephen Townsend, komandan Komando AS di Afrika beberapa bulan yang lalu memperingatkan anggota Kongres AS bahwa kelompok-kelompok seperti itu "sedang bergerak" dan semakin ambisius.
"Jika ISIS bisa membentuk kekhalifahan baru, atau al-Qaeda bisa, mereka akan melakukannya," katanya pada Maret.
Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Juli, Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan melaporkan aktivitas teroris di Afrika, "tampaknya melampaui upaya AS, Eropa, dan Afrika untuk menangkalnya. [my/ft]
