Tautan-tautan Akses

Densus 88 Tangkap 4 Terduga Teroris di Poso


Baliho memuat daftar buronan kasus terorisme di depan markas kepolisian resor Poso. (VOA/Yoanes Litha)
Baliho memuat daftar buronan kasus terorisme di depan markas kepolisian resor Poso. (VOA/Yoanes Litha)

Penangkapan itu dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan dari kelompok teroris tersebut.

Kepolisian di Poso Sulawesi Tengah mengimbau warga di empat kecamatan yang disebut sebagai kantong-kantong keberadaan kelompok teroris di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah untuk waspada dan berhati-hati menyusul penangkapan empat orang yang diduga terkait kelompok teroris oleh Densus 88, Rabu (4/3).

Penangkapan itu dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan dari kelompok teroris tersebut.

Kepala Kepolisian Resort Poso, AKBP Ronny Suseno mengatakan Kamis, agar warga berhati-hati dan dapat menjaga diri dalam aktivitas mereka sehari-hari, mengantisipasi kemungkinan aksi yang tidak diharapkan dari
kelompok teroris setelah penangkapan tersebut.

Keempat kecamatan tersebut adalah Poso Pesisir, Poso Pesisir utara, Poso Pesisir Selatan dan Lore Utara.

Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap empat warga desa
Masamba dan Weralulu di Kecamatan Poso Pesisir yang diduga sebagai kurir aktif dari kelompok teroris pimpinan Santoso.

"Minimal mereka statusnya adalah kurir aktif, itu minimal, dan pernah mengikuti semacam pelatihan oleh pihak teroris tersebut," ujar Ronny.

Sebelumnya, pada 10 dan 11 Januari 2015, enam orang yang diduga kuat terkait dengan kelompok teroris Santoso ditangkap oleh Densus 88 di
sejumlah lokasi Kecamatan Poso Kota dan Poso Pesisir.

Empat hari berselang, yaitu pada 15 Januari 2015, tiga petani warga desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan yang sedang berada di kebun mereka ditemukan tewas dibunuh oleh sekelompok orang bersenjata api.

Peristiwa itu oleh polisi diduga dilakukan para pelaku yang tidak terima dengan penangkapan enam orang rekan mereka oleh Densus 88 Antiteror.

Mewaspadai aksi serupa, warga masyarakat di empat kecamatan di harapkan untuk tidak masuk terlalu jauh ke dalam hutan dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari.

Pengejaran terhadap kelompok teroris pimpinan Santoso saat ini masih dilakukan oleh Polisi dalam sebuah operasi bersandikan Camar Maleo yang
telah dimulai sejak 26 Januari 2015.

Operasi itu melibatkan setidaknya 1.000 personel Brimob yang 530 diantaranya berasal dari Brimob Kelapa Dua Jakarta, sedangkan sisanya merupakan Brimob Polda Sulawesi Tengah.

Sejauh ini operasi yang sudah berlangsung sebulan lebih itu masih
belum berhasil menemukan dan menangkap kelompok teroris yang bersembunyi di hutan pegunungan di Kabupaten Poso.

Recommended

XS
SM
MD
LG