Tautan-tautan Akses

Bentrokan Petugas dan Demonstran Warnai Aksi Protes di Mesir


Seorang warga Mesir membawa anaknya mengikuti aksi protes di Lapangan Tahrir, di ibukota Kairo (22/7).
Seorang warga Mesir membawa anaknya mengikuti aksi protes di Lapangan Tahrir, di ibukota Kairo (22/7).

Kerusuhan itu terjadi di Kairo hari Sabtu ketika sekitar 1.000 demonstran berbaris mendekati kantor Kementerian Pertahanan menuntut reformasi politik.

Petugas keamanan Mesir melepaskan tembakan ke udara setelah bentrokan pecah antara demonstran dan warga sipil hari Sabtu.

Kerusuhan itu terjadi di Kairo ketika sekitar seribu demonstran berbaris mendekati kantor Kementerian Pertahanan untuk mendesakkan tuntutan mereka bagi perombakan politik.

Saksi mengatakan demonstran dan warga sipil yang telah berkumpul di dekat kantor kementerian tadi mulai saling lempar dengan botol dan batu.

Insiden itu terjadi beberapa jam setelah ketua Dewan Militer Mesir mengatakan pemerintah bertekad mengembangkan demokrasi.

Jenderal Muhamad Hussein Tantawi mengatakan, pemerintahan sementara bergerak maju dengan upaya-upayanya membangun sebuah negara demokratis yang menyokong hak dan kebebasan warga melalui pemilu yang bebas dan bersih. Dia berkomentar dalam sebuah pidato yang direkam guna memperingati kudeta militer tahun 1952 yang menggulingkan raja Mesir.

Sementara itu, aktivis yang tidak senang dengan kemajuan reformasi meneruskan aksi mereka di Lapangan Tahrir di Kairo. Sebagian dari mereka membuat tenda di lapangan itu dua minggu lalu dan mengatakan akan tetap berada di sana sampai tuntutan mereka terpenuhi.

Sehari sebelumnya, demonstran di Mesir berpawai hari Jumat menuju markas-besar penguasa militer negara itu di kota Iskandariah, sementara ada laporan mengenai bentrokan antara demonstran dan tentara di kota-kota lainnya.

Pasukan keamanan menghambat jalan di mana lebih dari 1.000 demonstran berpawai dan mencegah demonstran untuk maju. Para saksi mengatakan perkelahian pecah, dan mengemukakan militer melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan demonstran.

Tetapi, dalam pernyataan, Dewan Militer yang berkuasa membantah menggunakan paksaan terhadap demonstran. Dewan juga menuduh Gerakan 6 April, salah satu kelompok aktivis paling besar, berusaha merongrong kestabilan negara. Banyak demonstran telah semakin tidak percaya terhadap militer, dan menuduhnya tidak bertindak cukup cepat untuk menyeret para pejabat mantan rejim Mesir ke pengadilan.

Juga hari Jumat, ratusan aktivis mengadakan rapat umum di Lapangan Tahrir, Kairo, untuk memperbaharui seruan akan reformasi. Demonstran mengemukakan bahwa perombakan kabinet hari Kamis tidak memenuhi tuntutan mereka.

XS
SM
MD
LG