Tautan-tautan Akses

Damon Galgut Raih Penghargaan Booker Prize untuk 'The Promise'


Penulis Damon Galgut berpose bersama karyanya "The Promise" dalam acara penghargaan Booker Prize Awards 2021 di London, pada 3 November 2021. (Foto: PA via AP/David Parry)
Penulis Damon Galgut berpose bersama karyanya "The Promise" dalam acara penghargaan Booker Prize Awards 2021 di London, pada 3 November 2021. (Foto: PA via AP/David Parry)

Penulis asal Afrika Selatan, Damon Galgut, pada Rabu (3/11) memenangkan penghargaan bergengsi Booker Prize untuk buku fiksinya yang berjudul "The Promise," sebuah novel tentang satu keluarga kulit putih yang terkait dengan sejarah rasisme yang terjadi di Afrika Selatan.

Galgut telah menjadi kandidat kuat untuk memenangkan penghargaan penerbit buku Inggris itu di mana pemenang akan mendapatkan hadiah sebesar $69.000.

"The Promise" bercerita tentang keluarga Afrika yang bermasalah dan seputar janji kepada seorang karyawan kulit hitam yang tidak mereka tepati. Kisah tersebut mencerminkan tema yang lebih besar dalam transisi Afrika Selatan dari apartheid.

Galgut menerima hadiah itu setelah tiga kali menjadi finalis dalam penghargaan tersebut. Para juri menyebut "The Promise" sebagai sebuah unjuk kekuatan. Ia sebelumnya dicalonkan untuk mendapat penghargaan yang sama lewat buku "The Good Doctor" pada tahun 2003 dan "In a Strange Room" pada tahun 2010.

Meski berstatus favorit, Galgut mengaku terkejut bisa menang.

Galgut mengatakan ia menerima hadiah itu "atas nama semua kisah yang disampaikan dan yang tak terhitung jumlahnya baik yang didengar penulis maupun tidak, dari benua luar biasa tempatnya menjadi bagian".

"Tolong terus dengarkan kami. Lebih banyak lagi yang akan (kami) sampaikan" tambahnya.

Sejarawan Maya Jasanoff, yang memimpin panel juri, mengatakan "The Promise" adalah buku yang mendalam, kuat, dan ringkas yang "menggabungkan cerita yang luar biasa, kaya akan tema, di mana buku itu mencakup sejarah Afrika Selatan dalam 40 tahun terakhir, dan disajikan dalam paket yang dibuat dengan sangat baik."

Novel kesembilan Galgut itu mengisahkan anggota keluarga Swart, yang bermakna kulit hitam dalam Bahasa Afrika, dihantui oleh janji untuk memberikan rumah kepada pelayan kulit hitam mereka, Salome, yang tidak ditepati.

Buku ini disusun berdasarkan serangkaian pemakaman selama beberapa dekade. Galgut mengatakan ingin membuat pembaca mengisi sendiri celah-celah dalam kisah itu.

Galgut adalah penulis novel Afrika Selatan ketiga yang memenangkan Booker Prize, setelah sebelumnya Nadine Gordimer dan J.M. Coetzee meraih penghargaan tersebut masing-masing pada pada 1974, 1983 dan 1999. [my/jm]

XS
SM
MD
LG