Tautan-tautan Akses

COVID-19 Melonjak di Kampus AS, Banyak Mahasiswa Memilih "Kumpul-Kumpul"


Seorang pejalan kaki di area kampus Universitas Colorado, Boulder, saat masa karantina (AP Photo/David Zalubowski)
Seorang pejalan kaki di area kampus Universitas Colorado, Boulder, saat masa karantina (AP Photo/David Zalubowski)

Sebagian mahasiswa di AS sudah kembali ke kampus untuk kelas tatap muka dan tinggal di asrama. Namun, ajang sosialisasi dan sikap tidak patuh akan protokol kesehatan menyebabkan pelonjakan kasus COVID-19, khususnya di Universitas Colorado, Boulder, yang kembali lakukan karantina dan kelas virtual.

Universitas-universitas di Amerika Serikat tengah berupaya untuk menahan penyebaran infeksi virus corona di kampus-kampus. Tetapi, melansir dari Associated Press, langkah-langkah pencegahan ini telah menuai berbagai reaksi diantara para mahasiswa, yang kini sudah mulai kembali ke kampus untuk kelas tatap muka.

Bagi beberapa mahasiswa tahun pertama yang pindah ke asrama kampus universitas Colorado-Boulder, di negara bagian Colorado, sekitar pertengahan Agustus lalu, pertanyaannya bukanlah mengenai apakah virus corona akan menyebar di kampus tahun ini, melainkan kapan. Kekhawatiran ini ikut dirasakan oleh mahasiswa, Max Parry.

“Kalau menurut saya, penyebarannya akan meledak dalam tiga atau empat bulan ke depan. Saya tahu kita semua sudah mengikuti segala tindakan pencegahan semampu kita. Semoga saja saya salah,” ujar Max.

Seorang pekerja mengangkat box saat membersihkan asrama kampus (AP Photo/David Zalubowski)
Seorang pekerja mengangkat box saat membersihkan asrama kampus (AP Photo/David Zalubowski)

Sayangnya, jumlah kasus COVID-19 melonjak, dengan adanya laporan harian tentang adanya infeksi baru. Direktur eksekutif bagian kesehatan masyarakat di wilayah Boulder, Colorado, Jeff Zayach, mengatakan kebanyakan kasus berasal dari mahasiswa.

“Khususnya dalam 10 hari terakhir, di mana dalam enam hari terdapat lebih dari 50 kasus baru yang dilaporkan,” tambahnya.

Dalam satu bulan terakhir, hampir 800 hasil tes yang keluar positif, yang membuat pihak kampus meminta para mahasiswanya untuk melakukan karantina mandiri, selama dua minggu.

Namun, ada juga yang tidak mengikuti protokol kesehatan. Philip DiStefano, perwakilan dari universitas Colorado-Boulder mengatakan, banyak orang yang memilih tidak mengenakan masker.

“Cukup banyak mahasiswa kami memilih untuk kumpul-kumpul dengan banyak orang,” tambahnya.

Pihak berwenang mengatakan, ajang sosialisasi dan kumpul-kumpul dengan banyak orang, serta pesta di luar kampus, telah membantu memicu penyebaran virus. Menurut sebuah survei, lebih dari 150 perguruan tinggi telah melaporkan setidaknya 100 kasus, yang menyebabkan sejumlah sekolah menerapkan karantina dan beberapa telah menangguhkan kelas tatap muka.

Lantas, bagaimana pendapat mahasiswa di universitas Colorado-Boulder tentang berbagai tindakan yang diterapkan di era pandemi ini?

“Sejujurnya ini gila juga sih. Banyak teman saya yang bilang, mereka seperti mengurung satu kampus!”

“Kalau saya bilang sih, karantina ini ide yang bagus ya, karena COVID itu menyebar kemana-mana dan itu bukan hal yang baik.”

“Saya sih nggak setuju ya, terutama dengan karantina selama dua minggu. Kita jadi enggak bisa pakai fasilitas sekolah yang udah kita bayar.”

Sebelumnya, para mahasiswa di salah satu asrama universitas Colorado-Boulder diberitahu, bahwa karena lebih banyak kamar diperlukan di fasilitas kampus untuk mengisolasi mereka yang telah di tes positif COVID-19, mereka harus pindah ke gedung lain.

COVID-19 Melonjak di Kampus AS, "Banyak Mahasiswa Memilih Kumpul-Kumpul"
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:56 0:00


Pihak kampus lalu mengambil langkah lebih lanjut dan mengumumkan pengajaran secara daring selama dua minggu akan dimulai, untuk menurunkan jumlah kasus.

“Kami tidak mengambil tindakan-tindakan ini sebagai cara untuk mempermalukan atau menyalahkan mahasiswa,” kata Patrick O’Rourke, wakil rektor eksekutif sementara di universitas Colorado-Boulder.

Ia menambahkan, langkah ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan komunitas. Para mahasiswa yang tidak patuh dalam menjaga jarak, mungkin akan didisplinkan.

“Kita tidak bisa selalu ada di mana-mana (untuk mengontrol). (Semua ini juga) tergantung kepada perilaku masing-masing individu, untuk mengontrol penyebaran virus ini,” kata Jeff Zayach.

Jika kasus terus melonjak, maka tindakan-tindakan yang lebih ekstrim kemungkinan akan diterapkan. (di/jm)

XS
SM
MD
LG