Tautan-tautan Akses

Clinton, Trump Saling Berhadapan dalam Debat Pertama Malam Ini


Ruang debat antara Hillary Clinton dan Donald Trump di Universitas Hofstra, di Hempstead, New York yang berlangsung Senin malam ini (26/9).
Ruang debat antara Hillary Clinton dan Donald Trump di Universitas Hofstra, di Hempstead, New York yang berlangsung Senin malam ini (26/9).

Capres Partai Demokrat Hillary Clinton dan Capres Partai Republik Donald Trump akan saling berhadapan dalam debat pertama yang akan disiarkan langsung oleh stasiun-stasiun televisi nasional di Amerika Senin malam (26/9) di Hempstead, New York.

Debat antara Clinton dan Trump ini tampaknya akan menjadi acara yang paling disaksikan warga dalam kampanye presiden Amerika dan akan menimbulkan dampak pada pertarungan yang disebut-sebut berlangsung sangat sengit, guna memperebutkan kursi di Gedung Putih.

Debat pertama ini akan menjadi momentum penting bagi calon presiden Partai Republik Donald Trump yang dalam jajak pendapat beberapa pekan terakhir ini kalah tipis dari calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton.

“Kita akan menjadikan Amerika kuat kembali. Kita akan menjadikan Amerika aman kembali. Kita akan menjadikan Amerika hebat kembali,” janji Trump.

Clinton melihat debat ini sebagai cara meyakinkan kembali pendukungnya dan sekaligus mendorong pesan yang ingin disampaikannya yaitu membangun perekonomian yang lebih inklusif.

“Kita semua bernilai. Di Amerika, negara terhebat di dunia ini, kita percaya bahwa setiap orang diciptakan setara,” ujar Clinton.

Pengamat politik di Universitas George Washington Matthew Dallek melihat debat ini sebagai acara yang membayangi perubahan pertarungan dalam pemilu.

“Pemilu jauh lebih dekat waktunya dibanding yang dibayangkan banyak orang, jadi ini merupakan persoalan penting bagi kedua calon presiden,” kata Dallek.

Debat presiden yang disiarkan oleh televisi pada tahun 1960 – antara Richard Nixon dan John Kennedy – dan terus bergulir, telah memberi dampak pada pemilu presiden, ujar Jeremy Mayer, pakar politik di Universitas George Mason.

“Pada tahun yang normal, debat presiden merupakan atu-satunya cara untuk mengubah perolehan hasil setelah konvensi partai. Debat merupakan saat dimana lebih banyak orang peduli dan menyaksikannya,” ulas Mayer.

Baik Trump maupun Clinton tampil sangat baik dalam debat pemilihan pendahuluan pada masing-masing partai awal tahun ini.

Tetapi menurut pakar politik di Universitas Georgetown Stephen Wayne, sikap Trump yang tidak bisa diprediksi menjadi tantangan bagi Clinton.

“Donald Trump tidak sedisiplin Hillary Clinton. Jika Anda menyinggungnya, ia akan bereaksi dengan cara yang sangat pribadi,” kata Waybe.

Lebih jauh Jeremy Mayer mengatakan kedua calon presiden ini juga tidak popular di mata para pemilih, dan hal ini menjadi kesempatan dan sekaligus resiko bagi mereka.

“Apa yang bisa dilakukan dalam debat ini adalah memberi kesempatan kedua kepada calon presiden untuk memberi kesan berbeda atau memulihkan kesan negatif sebelumnya,” ujarnya.

Akan ada tiga debat presiden dan satu debat antar calon wakil presiden – Tim Kaine dan Mike Pence. [em/al]

XS
SM
MD
LG