Tautan-tautan Akses

China, Rusia Jadi Agenda Utama NATO di Tengah Upaya AS Bangun Aliansi


Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberi kata sambutan setelah pertemuan dengan menteri luar ngeri negara-negara anggota NATO di Brussels, Belgia, Rabu, 24 Maret 2021.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberi kata sambutan setelah pertemuan dengan menteri luar ngeri negara-negara anggota NATO di Brussels, Belgia, Rabu, 24 Maret 2021.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menegaskan kembali komitmen AS kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).

Penegasan itu dilakukan saat AS berusaha memperkuat hubungan trans-atlantik dalam pertemuan tingkat tinggi selama dua hari minggu ini di Brussels, Belgia, yang berakhir pada Rabu (24/3).

“Anda punya tekad kami yang tidak tergoncang: Amerika sepenuhnya berkomitmen pada NATO,” kata Blinken dalam pidato di markas NATO di Ibu Kota Belgia itu.

Dia menjanjikan hubungan baru dengan sekutu-sekutu Eropa.

“Kepercayaan goncang sampai tingkat tertentu selama beberapa tahun terakhir. Jadi saya tegaskan tentang apa yang bisa dijanjikan AS kepada sekutu dan mitra kami. Ketika sekutu kami menanggung beban yang adil, mereka sudah tentu mengharapkan punya hak untuk menentukan keputusan,” kata Blinken.

Blinken menguraikan ancaman militer yang dihadapi persekutuan, dan memperingatkan bahwa NATO harus berubah untuk membela demokrasi dan sistem internasional berdasarkan perangkat peraturan.

“Nilai bersama kita sehubungan demokrasi dan HAM kini menghadapai tantangan, tidak hanya dari luar negara kita, tetapi dari dalam. Dan ancaman baru kini melampaui usaha-usaha kita membangun kapabilitas yang perlu untuk mempertahankannya,” katanya.

“Ancaman militer Beijing semakin besar setiap tahun. Digabung dengan kenyataan teknologi modern, tantangan yang dulu tampak jauh kini tidak lagi terpencil. Kita juga melihat hal ini dalam kapabilitas militer dan strategi yang dikembangkan Rusia untuk menantang persekutuan kita serta melemahkan tatanan berdasarkan aturan yang memastikan keamanan kolektif kita,” kata Blinken.

Dia menambahkan NATO harus berubah untuk melawan ancaman yang muncul, termasuk disinformasi, serangan siber, perubahan iklim, dan pandemi virus corona.

Analis Simona Soare dari European Union Institute for Security Studies mengatakan, naiknya China di panggung dunia merupakan sebuah tantangan baru.

“Ini bukan soal NATO pindah ke Indo-Pasifik tetapi menjadi lebih waspada dan lebih siap untuk mengatasi konsekuensi negatif potensial dari kehadiran China di Eropa. Dan ini sudah jelas berarti lebih waspada terhadap investasi asing langsung yang bisa menyasarkan teknologi berpotensi strategis atau sarana yang penting,” kata Soare kepada VOA. [jm/pp]

XS
SM
MD
LG