Tautan-tautan Akses

China Diperkirakan Kurangi Aktivitas di Laut China Selatan


Garda Pantai China mendekati kapal nelayan Filipina dalam penyergapan di Scarborough Shoal di Laut China Selatan, di barat laut Filipina, 23 September 2015. (Foto:Renato Etac via AP)
Garda Pantai China mendekati kapal nelayan Filipina dalam penyergapan di Scarborough Shoal di Laut China Selatan, di barat laut Filipina, 23 September 2015. (Foto:Renato Etac via AP)

Para pejabat China diperkirakan bakal mengurangi aktivitas militer di Laut China Selatan karena tekanan AS. Selain itu, Beijing berharap dapat meredakan ketegangan hubungan dagang antara kedua negara tanpa membuat pemerintah AS tambah marah.

Presiden AS Donald Trump, kata para ilmuwan, ingin laut itu tetap terbuka secara internasional. Sebaliknya, China ingin menguasai kawasa tersebut. Dan sekarang Trump mengerahkan kapal-kapal dan pesawat militer ke perairan itu untuk menekan China dalam perdagangan dan aktivitas maritimnya.

Sejak menjadi presiden pada 2017, Trump secara rutin mengirim kapal Angkatan Laut ke Laut China Selatan. China telah membuat jengkel lima negara lain di kawasan tersebut karena memperluas kehadiran militernya. Sementara itu, kelima negara juga saling mengklaim Laut China Selatan.

“Mungkin juga desakan Amerika itu bukan sekadar terkait perang dagang melainkan juga semacam kebijakan mengekang China. Dan kemungkinan Chinna tidak akan membalas dengan keras,” kata Oh Ei Sun, profesor kajian internasional Universitas Nanyang di Singapura. [al]

XS
SM
MD
LG