Tautan-tautan Akses

CEO Apple: Tanpa Kendali, App Store Akan “Sangat Kacau”


Sebuah logo Apple tergantung di atas pintu masuk toko Apple di 5th Avenue di borough Manhattan di New York City, 21 Juli 2015. (Foto: Reuters)
Sebuah logo Apple tergantung di atas pintu masuk toko Apple di 5th Avenue di borough Manhattan di New York City, 21 Juli 2015. (Foto: Reuters)

Pasar online Apple akan menjadi “sangat kacau” jika pembuat iPhone dipaksa mengizinkan aplikasi pihak ketiga tanpa mengkajinya, demikian ujar CEO Apple Tim Cook dalam kesaksian dalam sidang pengadilan yang menggugat kontrol sangat ketat yang dilakukan perusahaannya atas platform aplikasi.

Cook, saksi terjadwal terakhir dalam kasus yang diajukan oleh pembuat Fortnite Epic Games, menyampaikan pembelaan atas prosedur Apple untuk meninjau dan menyetujui semua aplikasi yang ditawarkan untuk pengguna iPhone dan iPad.

“Kami tidak bisa lagi membuat janji tentang privasi, keselamatan dan keamanan,” ujar Cook ketika ditanya pengacara Apple, Veronica Moye, di pengadilan federal di California.

Cook mengatakan proses pengkajian Apple membantu mencegah keberadaan piranti lunak yang berbahaya dan aplikasi bermasalah lainnya, dan membantu menciptakan wahana yang aman bagi konsumen.

CEO Apple Tim Cook memegang iPhone 12 dengan warna ungu baru, dalam gambar diam ini dari video utama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California, AS yang dirilis pada 20 April 2021. (Foto: APPLE INC/Reuters)
CEO Apple Tim Cook memegang iPhone 12 dengan warna ungu baru, dalam gambar diam ini dari video utama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California, AS yang dirilis pada 20 April 2021. (Foto: APPLE INC/Reuters)

“Tanpa ada peninjauan, pasar online akan dilanda kekacauan yang sangat buruk,” ujarnya. “Ini juga akan berdampak buruk bagi pengembang aplikasi karena mereka bergantung pada toko sebagai tempat yang aman dan terpercaya.”

Kesaksian Cook menutup sidang pengadilan tingkat tinggi yang dilangsungkan awal bulan ini di mana Apple dituding telah menyalahgunakan monopoli di pasarnya, dengan menciptakan “walled garden” – semacam mekanisme kajian berlapis – yang menekan pembuat aplikasi.

Bukan Tentang Uang

Dalam pemeriksaan silang, Cook berdebat dengan kuasa hukum Epic, Gary Bornstein, tentang profitabilitas atau perolehan keuntungan App Store-nya.

Cook membantan anggapan Epic bahwa margin keuntungan pada aplikasi mencapai sekitar 80%, tetapi angka pastinya tidak diungkapkan dalam sidang pengadilan ini karena asas kerahasiaan.

Eksekutif Apple itu mengatakan kepemilikan sistem pembayaran yang dipermasalahkan Epic itu dibuat demi kenyamanan konsumen, lebih dari sekedar soal keuntungan. “Kami senantiasa meletakkan pengguna aplikasi sebagai pusat dari semua yang kami lakukan,” ujar Cook. “Ini tidak ada hubungannya dengan uang.”

Dalam kesaksiannya, Cook membela kebijakan Apple yang melarang aplikasi yang mengarahkan konsumen ke platform-platform lain untuk membeli aplikasi berlangganan atau kredit bagi games atau layanan lain. “Ini akan mirip dengan iklan Best Buy, bahwa Anda dapat pergi ke Apple Store di seberang jalan untuk membeli iPhone,” ujar Cook.

Epic, pembuat video game Fortnite yang sangat populer, berusaha memaksa Apple membuka pasar bagi pihak ketiga yang berupaya menghindari prosedur dan komisi Apple hingga 30%.

Apple mengeluarkan Fortnite dari App Store-nya tahun lalu setelah Epic menolak pembagian pendapatan dengan pembuat iPhone itu.

Apple tidak mengizinkan pengguna perangkat populernya untuk mengunduh aplikasi dari mana saja kecuali App Store-nya, dan para pengembang harus menggunakan sistem pembayaran Apple, di mana Apple mengenakan biaya atas layanan itu.

Tim kuasa hukum Epic juga mempertanyakan pengaturan yang dilakukan Apple dengan Google agar menjadi mesin pencari utama untuk browser Safari milik pembuat iPhone, bidang lain yang juga sedang dikaji oleh pejabat-pejabat anti-trust.

CEO Apple Tim Cook di kursi saksi selama persidangan di San Ramon, California, pada 21 Mei 2021, dalam ilustrasi. (Foto: AP)
CEO Apple Tim Cook di kursi saksi selama persidangan di San Ramon, California, pada 21 Mei 2021, dalam ilustrasi. (Foto: AP)

Cook mengakui bahwa Google membayar untuk menjadi “default search engine” tetapi menambahan bahwa Apple membuat pengaturan “demi kepentingan terbaik para penggunanya.”

Kasus yang disidangkan di hadapan hakim distrik Yvonne Gonzalez Rogers di Oakland ini dilangsungkan ketika Apple mendapat tekanan dari sejumlah pembuat aplikasi karena kontrol ketat atas App Store, yang menurut para kritikus merepresentasikan perilaku monopoli.

Uni Eropa telah secara resmi menuduh Apple menekan para pesaing streaming musik secara tidak adil. Tuduhan ini didasarkan pada keluhan yang diajukan Spotify, yang berbasis di Swedia, dan beberapa perusahaan lain yang mengklaim bahwa kelompok teknologi raksasa di California itu menetapkan aturan yang mendukung Apple Music-nya sendiri.

Koalisi Untuk Keadilan Aplikasi, yang mencakup Spotify dan Epic, yang dibentuk baru-baru ini, telah menyerukan Apple untuk membuka pasarnya dan mengklaim bahwa komisi yang diambil merupakan “pajak” bagi para pesaing.

Argumen penutup dalam sidang pengadilan di California itu dijadwalkan berlangsung minggu depan. Sementara hakim diperkirakan baru akan menyampaikan keputusannya dalam beberapa minggu ke depan. [em/pp]

XS
SM
MD
LG