Tautan-tautan Akses

CDC AS Temukan Kandungan Vitamin E Asetat dari Sejumlah Korban Vaping


Patthasorn Kleespies dari produsen e-rokok Jerman Eazzi menguji rokok vaping baru di markas Eazzi di Gelnhausen, Jerman, 29 Januari 2019. (Foto: Reuters / Kai Pfaffenbach)
Patthasorn Kleespies dari produsen e-rokok Jerman Eazzi menguji rokok vaping baru di markas Eazzi di Gelnhausen, Jerman, 29 Januari 2019. (Foto: Reuters / Kai Pfaffenbach)

Tes sampel paru-paru yang diambil dari 29 pasien dengan penyakit terkait vaping menunjukkan adanya kandungan vitamin E asetat. Penemuan pejabat AS tersebut menggambarkan adanya "terobosan" dalam penyelidikan wabah nasional yang telah mencapai 2.000 kasus tersebut.

Penemuan vitamin E asetat dalam sampel paru-paru memberikan bukti langsung antara hubungan substansi dan cedera paru terkait vaping. Zat ini juga telah diidentifikasi dalam tes yang dilakukan AS dan pejabat negara bagian yang diambil dari sampel produk yang dikumpulkan dari pasien dengan cedera vaping.

Dr. Anne Schuchat, Wakil Direktur Utama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), menyebut Vitamin E asetat sebagai penyebab membutuhkan perhatian. Ia menyebut penemuan itu sebagai sebuah "terobosan" dalam penyelidikan.

Schuchat juga memperingatkan bahwa lebih banyak pekerjaan diperlukan agar dapat secara definitif menyatakan penyebabnya. Ia juga menyatakan penelitian tersebut dapat mengidentifikasi penyebab potensial lain dari masalah ini.

Vitamin E asetat diyakini digunakan dalam produk vaping ilegal yang mengandung THC, komponen ganja. Zat itu diidentifikasi awal dalam pengujian produk yang dilakukan di laboratorium Wadsworth di Departemen Kesehatan New York, tetapi tidak setiap THC yang diuji di laboratorium mengandung Vitamin E, kata seorang pejabat laboratorium kepada Reuters.

Pada hari Kamis, CDC melaporkan ada 2.051 kasus cedera paru-paru A.S. yang dikonfirmasi dan kemungkinan dan 39 kematian terkait dengan penggunaan e-rokok, atau produk vaping. Hampir 85 persen pasien cedera paru-paru dalam wabah nasional telah melaporkan menggunakan produk yang mengandung THC.

Solusi vaping beraroma ditunjukkan dalam tampilan jendela di toko vape dan merokok, Senin 16 September 2019, di New York. (Foto: AP)
Solusi vaping beraroma ditunjukkan dalam tampilan jendela di toko vape dan merokok, Senin 16 September 2019, di New York. (Foto: AP)

Dalam analisis CDC, THC terdeteksi pada 23 dari 28 sampel pasien sel paru-paru, termasuk dari tiga pasien yang mengatakan mereka tidak menggunakan produk THC. Nikotin terdeteksi pada 16 dari 26 sampel pasien.

Dalam sebuah laporan terpisah, para pejabat Illinois menemukan bahwa dibandingkan dengan pengisap vae yang tidak sakit, mereka yang mengalami cedera paru-paru secara signifikan lebih cenderung menggunakan produk vaping yang mengandung THC secara eksklusif atau sering. Selain itu sembilan kali lebih mungkin membeli produk dari sumber-sumber terlarang, seperti dari on-line.

Temuan ini memperkuat rekomendasi pejabat kesehatan masyarakat agar orang menghindari penggunaan rokok elektik yang mengandung THC atau produk apa pun yang berasal dari sumber-sumber terlarang. [ah]

XS
SM
MD
LG