Tautan-tautan Akses

Calon Kuat Pilpres Perancis Tolak Mundur Meski Terkena Skandal


Francois Fillon, kandidat pemilihan presiden Perancis 2017, mengunjungi kantor polisi di Meaux, Perancis (27/2). (Reuters/Charles Platiau)
Francois Fillon, kandidat pemilihan presiden Perancis 2017, mengunjungi kantor polisi di Meaux, Perancis (27/2). (Reuters/Charles Platiau)

Dia mengecam pengadilan dan media, menyebut tuduhan terhadapnya sebagai pembunuhan politik.

Seorang calon kuat dalam pemilihan presiden Perancis berjanji Rabu (1/3), akan melanjutkan kampanyenya, meskipun penyelidikan formal atas skandal pekerjaan palsu mencemari keluarganya di tengah meningkatnya protes terhadap korupsi politik di Perancis.

Dengan mencabut janji sebelumnya, bahwa ia akan mengakhiri kampanyenya jika ia diselidiki secara resmi, mantan perdana menteri konservatif Francois Fillon mengatakan dalam konferensi pers, ia tidak akan menyerah meskipun menerima surat panggilan untuk menghadap hakim tanggal 15 Maret. Dia mengecam pengadilan dan media, menyebut tuduhan terhadapnya sebagai pembunuhan politik.

"Saya tidak akan menyerah, saya tidak akan mundur," kata Fillon. Ia menyerahkan kepada pemilih Perancis untuk memutuskan nasibnya "daripada mengikuti prosedur hukum yang berat sebelah."

Setelah dianggap bisa dengan mudah memperoleh kemenangan untuk menjadi presiden, Fillon, 62, sekarang melihat dukungan baginya lenyap, ketika anggota penting tim kampanyenya mengundurkan diri dan partai Uni Demokrat kanan-tengah dan partai Independen (UDI) yang semula bersekutu dengannya mengumumkan tidak akan ikut lagi.

Tak lama setelah pernyataan Fillon ini, Bruno Le Maire keluar dari tim kampanyenya sebagai penasihat urusan luar negeri, mengutip kegagalan Fillon untuk memenuhi janjinya dan mundur kalau penyelidikan formal dibuka.

Fillon juga dicemooh dalam kunjungan ke pameran pertanian di luar Paris yang dianggap sebagai acara wajib hadir untuk calon presiden.

Fillon "kehilangan pijakannya", kata calon independen, Emmanuel Macron kepada TV Prancis. Macron bersaing ketat dengan Fillon di tempat kedua, dan kampanyenya untuk menjadi presiden kemungkinan akan terdorong oleh berbagai masalah yang dihadapi saingannya. [ps/isa]

XS
SM
MD
LG