Tautan-tautan Akses

Buruknya Komunikasi Penyebab Utama Tingginya Tingkat Stress Pekerja AS


Pekerja yang paling stress karena tidak memiliki akses pada email kantor mencapai 80 juta pekerja di Amerika (foto: ilustrasi).
Pekerja yang paling stress karena tidak memiliki akses pada email kantor mencapai 80 juta pekerja di Amerika (foto: ilustrasi).

Enam puluh tiga persen pekerja di Amerika stress dan siap mundur dari pekerjaan mereka.

Survei yang dilakukan Dynamic Signal, satu perusahaan yang menjual platform komunikasi bergerak pada perusahaan-perusahaan, menunjukkan bahwa buruknya komunikasi menjadi penyebab utama rasa frustrasi para pekerja.

Delapan puluh persen pekerja di Amerika dilaporkan stress karena tidak efektifnya komunikasi di dalam perusahaan, atau berarti naik 30% dibanding tahun lalu.

Survei yang dilakukan Dynamic Signal antara 31 Januari hingga 12 Februari itu melibatkan 1.001 responden yang menjawab pertanyaan melalui internet.

Pekerja yang paling stress karena tidak memiliki akses pada email kantor mencapai 80 juta pekerja. Ini mencakup pekerja di toko-toko eceran, hotel, restoran, bar, fasilitas produksi, gudang, rumah sakit dan juga supir antar-jemput barang. Para pekerja ini empat kali lebih banyak yang mengatakan bahwa perusahaan lebih suka berkomunikasi secara efektif dengan pekerja kantoran dibanding mereka.

“Saya kira perusahaan melakukan pekerjaan yang sama sebagaimana yang dilakukan selama ini, tetapi aspirasi dan harapan para pekerja kini berubah,” ujar Russ Fardin, CEO Dynamic Signal.

“Apakah hal itu karena keseimbangan rekening di bank, atau pasangan Anda di Tinder, atau skor tim kesayangan Anda… ditambah pekerjaan yang harus diketahuinya dan target yang akan dicapai dalam satu jam, dalam tiga hari, atau beberapa minggu kemudian; menimbulkan rasa frustrasi,” ujarnya.

Survei itu juga mendapati bahwa para pekerja menghabiskan waktu dua jam setiap minggu untuk mencari informasi yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas sehari-hari.

Sementara itu kajian lain melihat korelasi antara ketidakpuasan yang berkembang dengan komunikasi internal di tempat kerja. Jajak pendapat Gallup tahun 2017 mendapati hanya 13% majikan atau pimpinan yang menilai komunikasi perusahaan harus efektif.

Staffbase, satu perusahaan yang memproduksi aplikasi komunikasi pekerja di internal perusahaan mengatakan 74% pekerja di Ameriak merasa “ketinggalan informasi” perusahaan.

Poster di toilet kantor, lift, atau penerbitan dan majalah kantor dinilai dapat menjadi salah satu cara efektif untuk berkomunikasi dengan pekerja. Tetapi kini dengan kehadiran telpon bergerak, perusahaan seperti Fradin dan Harvard Business Review misalnya, menggunakan aplikasi telpon bergerak untuk memperbaiki komunikasi diantara pekerja.

Hal ini membuat pekerja dapat menerima informasi tentang jadwal kerja, gaji, tunjangan atau pengumuman penting lain dari kantor langsung di telpon seluler mereka, meskipun ketika mereka tidak punya email kantor.

“Ini soal membuat piranti baru di telpon bergerak yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, agar membuat informasi tentang pekerjaan dan perusahaan,’’ ujar Fradin.

"Dengan demikian orang terbiasa mendapat informasi secara lebih cepat dan pribadi; dan perusahaan harus bergerak mengikuti trend ini,” tambahnya.

Laporan tentang Dunia Kerja di Amerika yang dikeluarkan Gallup tahun 2017 menunjukkan bahwa perusahaan yang meningkatkan komunikasi internal, terbukti dapat meningkatkan laba. Perusahaan yang melibatkan pekerja dalam keputusan akan membuat pekerja bertahan lebih lama dan menghasilkan manfaat bagi perusahaan. (em)

XS
SM
MD
LG