Tautan-tautan Akses

Biden: Pembunuhan Massal Membuat Penentang Aturan Pengendalian Senjata Api juga Inginkan Pembatasan Baru


Presiden AS Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden tiba di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, pada 29 Mei 2022. (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
Presiden AS Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden tiba di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, pada 29 Mei 2022. (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, pada Senin (30/5), bahwa penembakan massal di Amerika Serikat “semakin parah” sampai-sampai mereka yang menentang pembatasan penjualan senjata api menjadi lebih “rasional” dalam mencoba meredam kekacauan yang terjadi.

Sehari setelah kunjungannya yang emosional ke sekolah dasar di Texas, di mana pekan lalu seorang pria bersenjata membunuh 19 murid dan dua guru, Biden kembali mendorong Kongres untuk memberlakukan undang-undang pengendalian senjata baru, yang kemungkinan memperluas cakupan pemeriksaan latar belakang calon pembeli senjata api – sebelum transaksi selesai dilakukan – serta beberapa langkah lainnya.

Senator-senator utama Partai Demokrat, yang telah sejak lama mendorong pengendalian senjata yang lebih ketat, mengatakan bahwa anggota parlemen dari Partai Republik, yang hampir dengan suara bulat menentang lebih banyak pembatasan dengan alasan pelanggaran kebebasan pribadi, tengah terlibat dalam diskusi serius mengenai langkah-langkah baru apa yang dapat memperoleh persetujuan kongres, sekecil apapun perubahaan itu.

Sebelumnya, tanpa mengindahkan seberapa mengerikannya pembunuhan massal yang terjadi, anggota Kongres AS hanya menyesali terjadinya pembantaian, tanpa melakukan apapun guna berupaya mencegah serangan berikutnya.

Kini, Biden mengatakan, “Segalanya sudah semakin parah sehingga semua orang menjadi lebih rasional.”

Kongres kemungkinan tidak akan melarang penjualan senjata serbu, meski polisi mengatakan bahwa pelaku penembakan massal di kota Uvalde, Texas, melancarkan serangannya pekan lalu dengan menggunakan senjata semacam itu, yaitu jenis AR-15 yang dibelinya setelah berulang tahun yang ke-18 pada awal Mei.

AS sempat melarang penjualan senjata tersebut sejak tahun 1994 sampai 2004, namun kemudian Kongres memblokir pembaruan undang-undang tersebut, meski Biden ingin memberlakukannya kembali.

“Tidak ada dasar yang masuk akal atas penggunaan senjata kaliber tinggi ini dengan alasan perlindungan diri atau berburu,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.

Ketika Biden naik ke limusinnya dalam kunjungannya ke Uvalde pada Minggu (29/5), ia mendengar salah teriakan yang disampaikan kerumunan massa adalah, “lakukan sesuatu!”

Biden berhenti sejenak, berdiri di anak tangga pintu mobilnya, dan berjanji, “Kami akan melakukan sesuatu.”

Kunjungan Biden selama tujuh jam ke kota itu merupakan kunjungan keduanya ke lokasi penembakan massal dalam bulan yang sama. Sebelumnya ia menyampaikan duka cita kepada keluarga 10 warga kulit hitam yang tewas ditembak remaja pria bersenjata yang diduga melakukan serangan kebencian rasial di sebuah pasar swalayan di kota Buffalo, New York. [rd/em]

XS
SM
MD
LG