Tautan-tautan Akses

Beijing: Washington Harus ‘Bayar Mahal’ Jika Dubes AS untuk PBB ke Taiwan


Bendera nasional AS dan China berkibar di depan sebuah hotel internasional di Beijing, 4 Februari 2010. (Foto: Reuters)
Bendera nasional AS dan China berkibar di depan sebuah hotel internasional di Beijing, 4 Februari 2010. (Foto: Reuters)

China pada hari Kamis (7/1) mengancam bahwa Amerika Serikat akan “membayar mahal” jika duta besarnya untuk PBB Kelly Craft melanjutkan rencana perjalanan ke Taiwan pekan depan sebagaimana yang diumumkan Departemen Luar Negeri AS.

“AS akan membayar harga mahal atas tindakan kelirunya,” sebut pernyataan dari misi China untuk PBB. “China mendesak keras AS untuk menghentikan provokasi gilanya, berhenti menciptakan kesulitan-kesulitan baru bagi hubungan China-AS dan kerja sama kedua negara di PBB, serta berhenti melangkah lebih jauh di jalur yang salah.”

China “menentang tegas” kunjungan itu dan menuntut AS agar membatalkan rencananya, sebut pernyataan itu, seraya menyebut kembali kebijakan satu-China yang diberlakukan Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsi negara itu.

Misi Amerika untuk PBB pada hari Kamis (7/1) malam, sebagaimana dikutip dari kantor berita AFP, menyatakan Craft akan berada di Taipei dari 13 hingga 15 Januari, untuk bertemu dengan para pejabat Taiwan dan para anggota komunitas diplomatik lainnya.

“Selama lawatannya, Duta Besar akan menegaskan kembali dukungan kuat dan terus berlanjut dari pemerintah AS untuk ruang internasional Taiwan,” sebut pernyataan dari misi Amerika di PBB.

Craft dijadwalkan berbicara di Institute of Diplomacy and International Affairs pada 14 Januari, “mengenai kontribusi Taiwan yang mengesankan bagi komunitas global serta pentingnya partisipasi Taiwan yang bermakna dan meluas dalam berbagai organisasi internasional,” sebut pernyataan itu.

Kantor berita pemerintah China Xinhua sebelumnya pada hari Kamis juga mengkritik perjalanan itu, dengan menyatakan kehadiran duta besar AS di Taiwan akan melanggar kedaulatan China.

Sejumlah pejabat pemerintah di bawah Presiden Donald Trump telah mengunjungi Taiwan tahun lalu, meskipun mendapat tentangan dari Beijing, di tengah-tengah ketegangan AS-China mengenai masalah perdagangan, keamanan dan HAM. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG