Tautan-tautan Akses

Banyak Negara Ambil Langkah Pencegahan Wabah Ebola


Petugas kesehatan Nigeria mengamati penumpang di bandara Lagos, sebagai langkah pencegahan wabah ebola (foto: dok).
Petugas kesehatan Nigeria mengamati penumpang di bandara Lagos, sebagai langkah pencegahan wabah ebola (foto: dok).

Wabah Ebola mematikan di Afrika Barat mendorong pihak berwenang di seluruh dunia, termasuk Asia, untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, meskipun ilmuwan mengatakan penyebaran penyakit ini secara global kecil kemungkinan akan terjadi.

Di bandara internasional Incheon Korea Selatan – pusat perjalanan udara utama di Asia – pemeriksaan karantina terhadap para penumpang yang tiba kini digalakkan. Pihak berwenang mengatakan semua penumpang direkam dengan kamera infra-merah untuk mendeteksi penumpang yang menderita sakit demam.. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Han Hye-Jin mengatakan ini dilakukan karena Ebola menjadi keprihatinan besar.

Han Hye-Jin mengatakan pemerintah Korea Selatan – bekerjasama dengan otorita kesehatan –memperhatikan dan secara seksama menentukan apakah langkah tambahan diperlukan.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atau CDC Korea Selatan mengatakan telah membentuk gugus tugas Ebola pada April lalu dan siap untuk menghadapi kemungkinan infeksi itu terjadi di Korea Selatan. CDC Korea juga menghimbau warga Korea Selatan untuk tidak berkunjung ke negara-negara Afrika di mana wabah Ebola merebak.

Australia juga mengeluarkan peringatan perjalanan ke Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Kepala Urusan Medis Australia Chris Baggoley mengatakan kemungkinan menyebarnya Ebola ke Australia “sangat rendah”, tetapi semua badan perlindungan perbatasan disiagakan terhadap kemungkinan gejala-gejala dari penumpang yang tiba baik lewat udara maupun laut..

Dr. Nicholas Day – Direktur Unit Penelitian Medis Tropis dari Lembaga Mahidol Oxford di Bangkok mengatakan, peningkatan pemeriksaan di pelabuhan atau bandara di Asia seperti ketika wabah flu burung dan flu babi merebak bukan pemecahan menyeluruh terhadap masalah ini.

Ia mengatakan, “Sepengetahuan saya belum ada bukti menyakinkan bahwa ini merupakan sebuah langkah kesehatan publik yang efektif. Langkah ini memang membuat orang jadi lebih tenang karena berarti pemerintah melakukan sesuatu. Tetapi perlu diingat bahwa orang belum tentu menunjukkan gejala ketika lewat pemeriksaan.. Menggunakan kamera infra-merah untuk mendeteksi suhu tubuh belum tentu berarti orang itu terinfeksi.. Hal serupa berlaku untuk Ebola”.

Masa inkubasi virus Ebola adalah antara 2 – 21 hari, dan pada masa itu orang yang tertular mungkin tidak menunjukkan gejala infeksi apapun.

Di Hong Kong, Pusat Perlindungan Kesehatan Masyarakat mengatakan rumah sakit umum mulai melaporkan dan menguji semua pasien yang menderita demam, yang dalam 21 hari terakhir–telah melakukan perjalanan ke tiga negara Afrika di mana Ebola sedang merebak..

Meskipun tidak ada penerbangan langsung dari Afrika Barat ke Hong Kong, Menteri Kesehatan Hong Kong Dr. Ko Wing-Man mengungkapkan kekhawatiran bahwa Ebola masih bisa menyusup ke kawasan itu lewat perjalanan udara.

Kementerian Kesehatan Hong Kong mengeluarkan peringatan menyusul rapat darurat yang diselenggarakan dengan dokter-dokter spesialis untuk membahas rencana tak terduga seandainya penyakit itu ditemukan di Hong Kong – kota yang terletak sekitar 13 ribu kilometer dari Afrika Barat. Dr. Ko Wing-Man mengatakan “begitu teridentifikasi, mereka yang diduga mengidap kasus Ebola akan segera ditempatkan di ruang isolasi”.

Suratkabar Hong Kong mengatakan 59 ruang isolasi telah disiapkan di rumah sakit Princess Margaret bagi mereka yang diduga mengidap Ebola.

Sejauh ini kota ini menyaksikan satu kasus menakutkan sejauh ini . Seorang perempuan Hong Kong berusia 39 tahun yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Kenya, ditempatkan di ruang isolasi rumah sakit Queen Mary setelah ia muntah-muntah dan terkena demam. Tetapi Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mengatakan hasil tes virus Ebolanya negatif dan ia telah diijinkan pulang.

Kementerian Kesehatan Singapura menghimbau warga untuk “tidak panik” dan telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa Ebola “merupakan risiko kesehatan publik yang bertingkat rendah untuk Singapura”, sebagian karena “rendahnya konektivitas perjalanan ke Afrika Barat di mana wabah itu kini terjadi”. Meskipun demikian bandara internasional Changi merupakan bandara tersibuk kelima di dunia dan pada tahun 2013 lalu dilalui oleh lebih dari 52 juta penumpang pesawat.

Sementara itu otorita bandara Suvarnabhumi – Bangkok yang juga merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia serta disinggahi oleh lebih dari 30 juta penumpang pesawat setiap tahun mengatakan hanya 30-50 orang setiap minggu diduga berasal dari negara-negara di mana Ebola sedang mewabah.

Sejauh ini belum ada pemeriksaan khusus Ebola bagi penumpang pesawat. Tetapi semua rumah sakit di Thailand telah diperintahkan untuk mengawasi pasien yang memiliki gejala Ebola, khususnya yang sebelumnya telah melakukan perjalanan ke negara-negara di Afrika Barat itu. Beberapa maskapai penerbangan telah membatalkan penerbangan ke kawasan itu. Tetapi otorita kesehatan mengatakan risikonya kecil penumpang pesawat tertular virus Ebola dari orang yang mengidap penyakit itu di pesawat terbang.

Dr. Day mengatakan virus Ebola hanya tertular lewat kontak langsung dengan darah, ludah dan cairan tubuh lain.

“Alasan yang membuat setiap orang khawatir dengan Ebola adalah karena ini merupakan penyakit yang mematikan. Penyakit ini cukup sulit menular kecuali anda benar-benar melakukan kontak fisik dengan pasien Ebola. Jadi penerapan standar kesehatan publik, isolasi klinis dan karantina tampaknya cukup untuk mengatasi wabah apapun,” tambah Day.

Sejak bulan Maret lalu ada lebih dari 1.200 kasus Ebola di Afrika Barat. Virus ini diduga merupakan jenis virus baru dan hampir 700 orang yang tertular wabah terparah ini meninggal dunia.

Liberia memberlakukan karantina terhadap beberapa komunitas, menutup semua sekolah dan pasar, serta memberikan cuti selama 30 hari kepada pegawai pemerintah yang tidak esensiil. Pertemuan publik juga dilarang.

Sementara Presiden Sierra Leone mengumumkan status darurat kesehatan publik hari Kamis lalu dan memerintahkan personil keamanan untuk memberlakukan tindakan karantina guna mencegah penyebaran lebih jauh dari virus itu.

Belum ada pengobatan untuk mematahkan serangan virus Ebola ini, yang pertama kali ditemukan di Kongo pada 1976. Juga belum ada vaksin yang disetujui, meskipun setidaknya ada 4 vaksin baru yang sedang digarap.

Ebola adalah demam berdarah dengan tingkat kematian pada manusia mencapai 90%. Ebola umumnya terjadi di desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Afrika Barat yang dekat dengan hutan tropis. Virus itu menular dari hewan liar ke manusia. Kelelawar buah dianggap sebagai salah satu tempat tinggal alamiah dari virus tersebut.

XS
SM
MD
LG