Tautan-tautan Akses

Bank Dunia dan USAID Dorong Upaya Atasi Kelangkaan Pangan


Sejumlah keluarga miskin di Provinsi Lahj, Yaman, menerima bantuan tepung dan makanan pokok lainnya dari badan amal, pada 29 Maret 2022. (Foto: AFP/Saleh Al-Obeidi)
Sejumlah keluarga miskin di Provinsi Lahj, Yaman, menerima bantuan tepung dan makanan pokok lainnya dari badan amal, pada 29 Maret 2022. (Foto: AFP/Saleh Al-Obeidi)

Presiden Kelompok Bank Dunia David Malpass dan Kepala United States Agency for International Development (USAID) Samantha Powers, pada Selasa (21/6), menyoroti pentingnya menanggapi krisis yang saling terkait, yang kini sedang dihadapi negara-negara berkembang, termasuk dengan memberi dukungan pada negara-negara yang sedang menghadapi krisis pangan.

Malpass mengumumkan bantuan bernilai $30 miliar di bidang terkait pangan, “sebagai bagian dari tanggapan kami terhadap rangkaian krisis saat ini.”

Ia mengatakan “dibandingkan tahun 2008-2009, tanggapan dunia dalam beberapa hal lebih baik. Ada lebih sedikit kendala ekspor yang begitu bermasalah pada periode itu. Ada lebih banyak fokus untuk segera meningkatkan penyimpanan dan kualitas tanaman yang digunakan atau didorong ke pasar pangan dunia."

"Tetapi ada pula sisi negatifnya, yaitu lonjakan harga energi yang sangat besar dan kekurangan gas alam karena Eropa memborong pasokan gas dunia. Hal ini seperti menempatkan bom besar di pasar pupuk di seluruh dunia. Jadi saya khawatir tentang tahun depan dan krisis 'tahun ini' yang akan segera terjadi,” tambah Malpass.

Presiden Kelompok Bank Dunia itu mengatakan ia baru saja melangsungkan pertemuan dan menyetujui sebuah program di Afrika Timur yang akan menggabungkan perubahan sistem pertanian dan aktualisasi bantuan pada negara-negara di wilayah Semenanjung Somalia yang hancur oleh kekeringan.

Sementara itu, Kepala USAID Samantha Power mengatakan “kita tidak saja melihat makanan dan akses kemanusiaan yang menjadi alat perang di Ukraina, tetapi juga kelaparan global ketika Putin mencoba menggunakan informasi yang salah untuk meyakinkan negara-negara berkembang bahwa mereka menghadapi masalah pangan karena sanksi yang dijatuhkan Barat, bukan karena kontrol ekspor yang diberikan pemerintah Rusia pada pupuk dan blokade yang disengaja terhadap pengiriman biji-bijian, minyak bunga matahari dan lainnya dari Ukraina, yang merupakan sumber makanan dan komoditas utama di negara-negara berkembang, khususnya di Afrika.”

Bank Dunia mengumumkan dukungan baru bagi Afrika Timur, sebagai bagian dari anggaran bernilai $30 miliar untuk bidang-bidang yang berhubungan dengan pangan. [em/lt]

XS
SM
MD
LG