Tautan-tautan Akses

Banjir Thailand Tidak Ganggu Cadangan Beras Global


Petani Thailand menanam padi di dekat Mae Sariang, Thailand (foto:dok). Ekspor beras Thailand mencapai sepertiga dari kebutuhan beras global per tahun.
Petani Thailand menanam padi di dekat Mae Sariang, Thailand (foto:dok). Ekspor beras Thailand mencapai sepertiga dari kebutuhan beras global per tahun.

Thailand adalah negara pengekspor beras terbesar dan tahun ini kehilangan ribuan hektar sawah karena banjir yang melanda seluruh negeri itu. Kerusakan itu membuat kekhawatiran meningkat mengenai dampaknya terhadap harga dan persediaan beras global. Tetapi analis pasar beras mengatakan adanya panen besar, surplus global dan tanaman lain bisa mencegah gangguan pasokan pangan itu.

Banjir dahsyat tahun ini menyapu Birma, Kamboja, Laos, Thailand dan Vietnam, menewaskan ratusan orang dan merusak lahan pertanian yang luas.

Thailand adalah negara yang paling menderita akibat banjir parah di Asia Tenggara tahun ini. Seperempat wilayah negara itu terendam air, kebanyakan lahan pertanian dan persawahan. Padahal, ekspor beras Thailand mencapai 10 juta ton per tahun atau sepertiga dari kebutuhan beras global.

Samarendu Mohanty, ekonom kepala pada International Rice Research Institute (IRRI) di Filipina memperkirakan, hampir tujuh juta ton panen beras Thailand hancur akibat banjir.

“Mereka mengharapkan panen besar, sekitar 25 juta ton metrik. Itu adalah panen besar dan seperempat dari jumlah itu rusak. Jika kita memperhitungkan apa yang terjadi di seluruh dunia dan cadangan global yang kita miliki, kita masih dalam situasi yang cukup aman,” ujar Samarendu.

Samarendu menambahkan, cadangan beras global tahun ini sedikitnya 20 juta ton lebih banyak dibanding tahun 2008, ketika beberapa negara membatasi ekspor dan harga beras dengan cepat meningkat dua kali lipat akibat kekhawatiran mengenai pasokan beras yang tidak cukup.

Analis pasar beras mengatakan banjir itu bisa membuat goncangan sementara harga beras. Tetapi mereka mengatakan tidak akan terjadi kenaikan harga yang tajam karena adanya produsen beras yang baru masuk ke pasar.

Bulan September, India menghapus larangan ekspor beras kecuali beras jenis basmati.

Ekspor tambahan itu dan panen besar di berbagai negara Asia diperkirakan akan menggantikan hilangnya panen di Asia Tenggara dan mencegah kenaikan harga dramatis.

Concepcion Calpe, ekonom senior pada Badan PBB Urusan Pangan dan Pertanian di Roma, Italia menjelaskan, “Ini karena panen yang sangat baik di negara-negara penghasil beras utama, khususnya Tiongkok, India, Bangladesh dan Vietnam. Satu-satunya negara penghasil beras utama yang mengalami kerugian adalah Indonesia, karena mengalami masalah-masalah buruk. Tetapi, hingga baru-baru ini pemerintah Indonesia masih memperkirakan akan ada panen besar di sana."

Calpe mengatakan sebelum terjadinya banjir, perkiraan cadangan beras Thailand diperkirakan 5 - 6 juta ton. Dan seperti di wilayah Asia Timur lainnya, padi baru akan bisa ditanam begitu banjir surut.

XS
SM
MD
LG