Tautan-tautan Akses

Organisasi Kemanusiaan Khawatir Keselamatan 750 Ribu Warga di Mosul


Warga distrik al-Zuhoor, Mosul, mengungsi untuk menghindari pertempuran antara pasukan Irak dan militan ISIS (8/1).
Warga distrik al-Zuhoor, Mosul, mengungsi untuk menghindari pertempuran antara pasukan Irak dan militan ISIS (8/1).

Badan-badan kemanusiaan mengatakan mereka mencemaskan keselamatan 750 ribu warga Irak yang tinggal di Mosul barat, sementara pasukan Irak diperkirakan akan melancarkan serangan habis-habisan dalam beberapa pekan ini untuk merebut kembali kota itu dari kekuasaan militan Islamis ISIS.

Pasukan Irak kabarnya telah menguasai sepenuhnya Mosul timur 100 hari setelah dimulainya operasi militer untuk mencerabut militan Islamis ISIS dari kota itu. Pemerintah Irak sekarang memusatkan perhatian pada upaya merebut kembali Mosul barat, dan ini menimbulkan kecemasan di kalangan para pekerja kemanusiaan.

PBB melaporkan bahwa hampir separuh korban jiwa di Mosul adalah warga sipil. Badan dunia itu memperingatkan bahwa warga yang terjebak dalam pertempuran di Mosul barat menghadapi beperapa risiko. Dikatakan, mereka dapat tewas akibat tembakan atau ranjau, atau selagi digunakan sebagai perisai manusia.

Juru bicara Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM), Joel Millman mengatakan, organisasinya telah menerima informasi yang dapat dipercaya mengenai situasi yang sulit dan menakutkan bagi warga di Mosul barat.

"Kami tahu bahwa pompa-pompa air minum telah diserang dan hancur, sehingga ada kelangkaan parah air minum. Warga menggali sumur di kebun dalam upaya memperoleh air sedapat-dapatnya. Pasokan pangan tidak cukup dan harga di pasar gelap melangit. Kami juga tahu bahwa orang membakar perkakas rumah tangga untuk masak atau menghangatkan ruangan karena tidak ada pasokan elpiji atau gas bahan bakar lain,” tutur Millman.

Sementara itu, kantor PBB urusan HAM melaporkan bahwa warga sipil di Mosul timur terus menjadi korban serangan militan, meskipun bagian kota ini sudah direbut kembali oleh pasukan Irak.

Juru bicara kantor PBB urusan HAM, Ravina Shamdasani mengatakan, badan itu telah menerima banyak laporan mengenai jatuhnya korban jiwa di kalangan warga sipil akibat tembakan artileri atau bom rakitan diri ISIS.

"Warga sipil tewas dan cedera akibat serangan bunuh diri dan penembak jitu ISIS, yang tampaknya menarget warga sipil dan rumah penduduk, dan juga bom-bom rakitan yang ditinggalkan militan ISIS selagi mundur dari kawasan-kawasan ini, termasuk sebuah bom Selasa lalu yang membuat seorang anak kehilangan lengan,” kata Shamdasani.

Shamdasani menambahkan ISIS juga terus menyerang warga yang lari atau berusaha menyingkir dari wilayah yang mereka kuasai. Ditegaskan, serangan-serangan udara di Mosul terus menimbulkan korban jiwa di kalangan warga sipil, meskipun sulit untuk memverifikasi berapa jumlah penduduk yang telah tewas atau cedera. [ds]

XS
SM
MD
LG