Tautan-tautan Akses

Awas! Perhatikan Mental & Keterampilan Sosial Saat Jaga Jarak, Isolasi Selama Pandemi


Seorang pria duduk sendirian di sebelah patung beruang Paddington, saat Inggris memberlakukan karantina untuk menahan penyebaran virus corona, 15 April, 2020.
Seorang pria duduk sendirian di sebelah patung beruang Paddington, saat Inggris memberlakukan karantina untuk menahan penyebaran virus corona, 15 April, 2020.

Dari semua perubahan yang terpaksa dilakukan akibat pandemi COVID-19 di seluruh dunia, perasaan terisolasi bisa jadi salah satu yang paling menantang. Menurut para psikilog yang mempelajari efek isolasi terhadap kesehatan mental, menjaga jarak sosial telah benar-benar menjauhkan kita secara sosial.

Para psikiater mengatakan, pandemi COVID dan fokus pada jarak sosial, telah membuat kita merasa lebih kesepian dan kadang kala canggung, saat berada di sekitar orang lain. Psikiater, Dennis Ougrin, dari King’s College London, Inggris menekankan adanya konsekuensi dari isolasi dan kesepian yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

“Orang-orang yang menghabiskan waktu lama dalam isolasi, seperti di penjara, atau rumah sakit, atau Antartika, pasti kehilangan keterampilan sosial tertentu. Dan mereka akan semakin banyak kehilangan keterampilan tersebut, kalau semakin lama berada dalam isolasi,” ujar Dennis Ougrin kepada VOA.

Warga AS, Andrew Kolb, sedang membaca buku dengan anaknya, James, 5, di dalam tenda yang didirikan di halaman rumah, selama masa isolasi di tengah penyebaran virus corona di Washington, U.S., April 2, 2020
Warga AS, Andrew Kolb, sedang membaca buku dengan anaknya, James, 5, di dalam tenda yang didirikan di halaman rumah, selama masa isolasi di tengah penyebaran virus corona di Washington, U.S., April 2, 2020

Markiyan Prokhasko menghabiskan waktu hampir dua bulan di Antartika. Dia pergi ke sana di awal tahun 2019, untuk menulis buku tentang pengalaman tinggal di stasiun Kutub Selatan. Belakangan ini, saat karantina, Markiyan melihat banyak kesamaan, seperti waktu tinggal di Kutub Selatan dulu.

“Saat Anda tinggal di rumah, terkadang Anda bahkan tidak mau melihat siapa pun, padahal Anda selalu bisa melakukannya. Tapi, ketika keadaan memaksa Anda untuk tinggal di rumah, Anda bisa secara tiba-tiba merasakan adanya kendala tertentu. Anda tidak bisa pergi kemana-mana, walau Anda menginginkannya. Sama halnya saat di Antartika,” ceritanya.

Setelah kembali dari ekspedisinya, Markiyan memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan kehidupan yang normal.

“Waktu saya kembali, di satu sisi, saya ingin bersenyembunyi dulu selama beberapa minggu, tidak berkomunikasi dengan siapa-siapa. Mungkin hanya dengan orang-orang terdekat saja. Bagaimana ya, cara menjelaskannya? Di lain sisi, selama sementara waktu, terasa kalau hal-hal yang biasa dilakukan, tidak ada gunanya. Saya pergi keluar, orang-orang pergi ke suatu tempat, apa sih yang mereka lakukan?” kata Markiyan.

Para penumpang bis kota di New York berusaha jaga jarak di tengah penyebaran virus corona di New York, April 2020 (Dok: REUTERS/Eduardo)
Para penumpang bis kota di New York berusaha jaga jarak di tengah penyebaran virus corona di New York, April 2020 (Dok: REUTERS/Eduardo)

Para ahli mengatakan, ada sedikit keraguan bahwa orang akan kehilangan keterampilan sosial tertentu selama pandemi. Seperti halnya kondisi atrofi otot atau melemahnya kekuatan otot kita akibat tidak berolahraga, keterampilan dalam berkomunikasi juga terpengaruh akibat isolasi. Karena itu, sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mental Anda.

“Komunikasi, sosialisasi dengan sesama manusia tidak kalah penting dibandingkan dengan pekerjaan, olahraga, diet, tidur, dan sebagainya. Ini adalah elemen yang sangat penting. Jika orang-orang berpendapat bahwa perlu berolahraga selama setengah jam dalam masa karantina, mereka juga harus memikirkan pentingnya komunikasi atau interaksi sosial,” jelas Dennis Ougrin.

Boneka beruang ikut duduk di kursi-kursi restoran sebagai langkah jaga jarak sosial di Jaso Bakery, Mexico City, saat restoran kembali buka di tengah pandemi, 23 Juli, 2020.
Boneka beruang ikut duduk di kursi-kursi restoran sebagai langkah jaga jarak sosial di Jaso Bakery, Mexico City, saat restoran kembali buka di tengah pandemi, 23 Juli, 2020.

Beberapa pakar juga menambahkan, hal-hal kecil pun dapat membantu.

“Jika pendengar kami ingin meningkatkan kesehatan mental mereka hari ini, saya akan menyarankan mereka untuk menelpon dan bertemu dengan teman baik, yang sudah lama tidak berkomunikasi, dan ngobrol saja sebentar,” tambah Dennis Ougrin.

Cepat atau lambat, pandemi akan berakhir. Harapannya adalah dunia bisa lepas dari segala jarak dan segera kembali bersosialisasi. [di]

Awas! Perhatikan Mental dan Keterampilan Sosial Saat Jaga Jarak, Isolasi di Era Pandemi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:46 0:00


XS
SM
MD
LG