Tautan-tautan Akses

Australia Keluarkan Peringatan Perjalanan ke Indonesia


Seorang polisi berjaga di luar pintu masuk gedung Kedutaan Besar Australia yang baru di Jakarta, 21 Maret 2016.
Seorang polisi berjaga di luar pintu masuk gedung Kedutaan Besar Australia yang baru di Jakarta, 21 Maret 2016.

Dua hari sebelum mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintahnya tidak jadi memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, Australia mengeluarkan peringatan perjalanan ke Indonesia. Mengapa?

Pemerintah Australia, Kamis (13/12), mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warga negaranya yang ingin bepergian ke Indonesia menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

Warga yang hendak terbang ke Bali dan pulau-pulau tropis lainnya diingatknya untuk “sangat berhati-hati,” demikian peringatan tersebut.

“Beberapa minggu ini telah berlangsung aksi demonstrasi di sekitar Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan Konsulat Jendral Australia di Surabaya. Demonstrasi mungkin berlanjut di Jakarta, atau kantor konsulat di Surabaya, Bali dan Makassar. Mohon bersikap sangat hati-hati,’’ demikian petikan peringatan yang juga dipasang di situs Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan aplikasi smartraveler bagi warga negeri kanguru itu.

Peringatan ini dikeluarkan hanya dua hari sebelum pernyataan Perdana Menteri Scott Morrison pada Sabtu (15/12) bahwa pemerintahnya memutuskan untuk mengakui secara resmi wilayah Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, tetapi tidak akan memindahkan kedutaan besar mereka hingga tercapai penyelesaian damai antara Israel dan Palestina.

Dalam pidatonya,Morrison mengatakan Australia baru akan mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina jika telah tercapai solusi dua negara, dan selama hal itu belum tercapai maka Kedutaan Besar Australia tidak akan dipindahkan dari Tel Aviv ke lokasi lain.

Morrison menambahkan bahwa meskipun pemindahan kedutaan besar itu ditunda, pemerintah Australia akan tetap mendirikan kantor urusan pertahanan dan perdagangan di Yerusalem, dan sekaligus mulai mencari lokasi yang tepat bagi kedutaan besar mereka kelak.

Indonesia, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, mengecam keras pernyataan Morrison sebelumnya yang berniat mengikuti jejak Amerika memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem. Kecaman itu sempat diikuti seruan sejumlah kalangan agar Indonesia mempertimbangkan ulang perjanjian perdagangan dengan Australia yang sedianya ditandatangani akhir tahun ini.

Daerah yang Diwaspadai

Belum jelas apakah hal ini yang membuat otorita berwenang di Australia mengeluarkan peringatan perjalanan ke Indonesia atau karena hal lain. Tetapi, peringatan itu juga berisi seruan kepada warga Australia untuk tidak pergi ke beberapa daerah lain di Indonesia karena berbagai alasan.

Misalnya, saja warga diminta mempertimbangkan kembali rencana ke Sulawesi Tengah yang baru dilanda gempa berkekuatan 7,5 dan sempat melumpuhkan infrastruktur dan jalur komunikasi.Warga Australia juga diminta berpikir ulang jika ingin ke Papua karena risiko keamanan dan keselamatan, terkait serangan terhadap pekerja konstruksi di Yigi 2 Desember lalu.

Daerah Lombok dan Kepulauan Gili, yang kerap menjadi salah satu lokasi favorit selain Bali, juga masuk dalam peringatan itu. Juga Gunung Agung, yang masih aktif dan debunya dinilai dapat mengganggu operasi bandara dan penerbangan.

Peringatan yang paling serius adalah potensi serangan teroris.

“Kami terus menerima informasi yang mengindikasikan bahwa teroris mungkin merencanakan serangan di Indonesia. Serangan dapat terjadi di mana saja, kapan saja,” menurut peringatan tersebut.

“Otorita Indonesia terus menangkapi teroris yang berencana melakukan serangan. Mohon bersikap sangat hati-hati di rumah-rumah ibadah dan selama hari libur atau hari penting lain,” tulis peringatan itu. [em]

XS
SM
MD
LG