Tautan-tautan Akses

Atlet Tenis China Peng Shuai Sangkal Pernah Menuduh Eks Wakil PM China Lakukan Kekerasan Seksual 


Reaksi Peng Shuai dari China setelah kemenangannya atas Belinda Bencic dari Swiss dalam pertandingan perempat final turnamen tenis AS Terbuka 2014 di New York, AS, 2 September 2014. (Foto: REUTERS/Adam Hunger)
Reaksi Peng Shuai dari China setelah kemenangannya atas Belinda Bencic dari Swiss dalam pertandingan perempat final turnamen tenis AS Terbuka 2014 di New York, AS, 2 September 2014. (Foto: REUTERS/Adam Hunger)

Pemain tenis China Peng Shuai membantah bahwa dia pernah menuduh sesorang melakukan kekerasan seksual. Ia menegaskan telah menghapus unggahan media sosialnya pada November yang tampaknya membuat klaim seperti itu.

Keadaan Peng, seorang atlet Olimpiade tiga kali, membuat dunia prihatin saat dia muncul di media sosial dengan mengatakan mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli, telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya di masa lalu.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis L'Equipe di sebuah hotel di Beijing, Peng membantah dia telah membuat tuduhan seperti itu.

"Dalam teks yang bisa kami lihat di Eropa, Anda menuduh seseorang melakukan kekerasan seksual. Apa yang sebenarnya Anda tulis? Kami tidak mengerti," tanya surat kabar itu.

"Kekerasan seksual? Saya tidak pernah mengatakan ada orang yang menyerang saya secara seksual dengan cara apa pun," kata Peng, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dalam postingannya yang sekarang telah dihapus di Weibo -platform di China yang mirip dengan Twitter-, Peng menulis "mengapa Anda membawa saya ke rumah Anda dan memaksa saya untuk memiliki hubungan dengan Anda?" Dia juga menggambarkan hubungan dengan Zhang sebagai hubungan yang terputus-putus. itu juga konsensual.

Postingan tersebut membuat Asosiasi Tenis Perempuan menangguhkan turnamen di China dan menyebabkan kecaman internasional tentang keselamatannya.

Peng mengatakan kepada surat kabar Prancis bahwa unggahan media sosialnya telah menyebabkan "kesalahpahaman besar", mengulangi komentar yang dilaporkan oleh outlet media Singapura pada bulan Desember, dan bahwa dia tidak ingin "hipe media lebih lanjut" tentang hal itu.

"Saya ingin mengatakan bahwa perasaan, olahraga, dan politik adalah tiga hal yang sangat berbeda. Masalah kehidupan cinta saya, kehidupan pribadi saya tidak boleh dicampur dengan olahraga dan politik," katanya.

"Dan olahraga tidak boleh dipolitisasi karena ketika itu terjadi, sebagian besar waktu itu berarti membalikkan semangat Olimpiade dan itu bertentangan dengan keinginan dunia olahraga dan para atlet." [ah/rs]

XS
SM
MD
LG