Tautan-tautan Akses

AS-UE Kukuhkan Krimea Milik Ukraina


Jembatan yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea di Selat Kerch, Krimea, 26 November 2018. (REUTERS / Pavel Rebrov)
Jembatan yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea di Selat Kerch, Krimea, 26 November 2018. (REUTERS / Pavel Rebrov)

Menjelang peringatan tujuh tahun invasi Rusia dan direbutnya Krimea, AS dan Uni Eropa telah menegaskan kembali sikap mereka bahwa Krimea adalah milik Ukraina.

“Invasi Rusia dan pencaplokan Krimea” merupakan “penghinaan tak tahu malu terhadap tatanan internasional modern,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam suatu pernyataan. “Kami menegaskan kenyataan mendasar ini: Krimea adalah milik Ukraina,” kata Blinken.

"Amerika Serikat tidak, dan tidak akan pernah, mengakui aneksasi Rusia terhadap Krimea,” sebut pernyataan itu.

AS mengulangi seruannya terhadap Rusia agar segera mengakhiri pendudukannya di Krimea, membebaskan semua tahanan politik Ukraina, dan memulihkan kontrol sepenuhnya atas semenanjung itu kepada Ukraina. AS juga meminta Rusia agar mengakhiri “agresinya” di Ukraina Timur.

Sebelum Rusia mengubah sikapnya terkait Ukraina dan Krimea, sanksi-sanksi AS terhadap negara itu akan tetap diberlakukan, kata Blinken.

Menlu Jerman, Heiko Maas di Berlin, 7 Oktober 2020. (AP Photo/Markus Schreiber, Pool)
Menlu Jerman, Heiko Maas di Berlin, 7 Oktober 2020. (AP Photo/Markus Schreiber, Pool)

Dalam kapasitasnya sebagai presiden Komite Menteri-Menteri Dewan Eropa, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengulangi kecaman Uni Eropa terhadap aneksasi Krimea, yang menurutnya merupakan pelanggaran hukum internasional.

Dewan mengukuhkan kembali “dukungan tegas dan tak tergoyahkan bagi kemerdekaan, kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina di dalam batas-batasnya yang diakui internasional,” sebut Maas dalam suatu pernyataan.

Pernyataan itu meminta Rusia “agar mematuhi sepenuhnya hukum kemanusiaan internasional dan standar HAM internasional, termasuk memberi akses tanpa hambatan bagi mekanisme pemantauan HAM regional dan internasional, serta organisasi-organisasi HAM, ke Krimea dan Sevastopol.”

Pada 27 Februari 2014, tentara Rusia yang mengenakan penutup wajah masuk dan merebut lokasi-lokasi strategis di Krimea, serta berbagai lembaga Krimea, termasuk Dewan Agung atau parlemen Krimea. Dewan para menteri dibubarkan dan perdana menteri baru yang pro-Rusia diangkat. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG