Tautan-tautan Akses

AS Teken Kesepakatan dengan Moderna untuk 100 Juta Dosis Calon Vaksin Covid-19


Seorang suster menyiapkan suntikan vaksin dalam penelitian terbesar di dunia untuk kandidat vaksin Covid-19, yang dikembangkan oleh Institut Kesehatan Nasional dan Moderna, di Binghampton, New York, 27 Juli 2020. (Foto: AP)
Seorang suster menyiapkan suntikan vaksin dalam penelitian terbesar di dunia untuk kandidat vaksin Covid-19, yang dikembangkan oleh Institut Kesehatan Nasional dan Moderna, di Binghampton, New York, 27 Juli 2020. (Foto: AP)

Presiden Donald Trump telah mengumumkan kesepakatan antara pemerintah federal dan perusahaan bioteknologi Amerika untuk memproduksi dan mengirimkan 100 juta dosis calon vaksin Covid-19.

Moderna akan memproduksi dosis vaksin tersebut, sementara uji klinis dilakukan.

“Pemerintah federal akan memiliki dosis vaksin ini, kami akan membelinya,” ujar Trump kepada wartawan dalam konferensi pers di Gedung Putih, Selasa (11/8) sore.

Tiga calon vaksin di Amerika ini sedang dalam tahap akhir uji coba pada manusia.

“Kita berada di jalur yang tepat untuk menghasilkan 100 juta dosis vaksin segera setelah vaksin disetujui dan hingga 500 juta dosin lain segera setelahnya,” ujar Trump.

Langkah terakhir pemerintahan Trump ini “meningkatkan kemungkinan bahwa Amerika akan memiliki setidaknya satu vaksin yang aman dan efektif pada 2021,” ujar Menteri Urusan Kesehatan dan Layanan Publik Alex Azar dalam sebuah pernyataan.

Presiden Trump baru-baru ini menyatakan ia optimis vaksin virus corona siap menjelang pemilihan presiden 3 November nanti.

Trump Tak Komentari Capaian Rusia

Trump tidak mengomentari pengumuman Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (11/8) pagi bahwa negaranya telah menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi menyetujui vaksin baru Covid-19, meskipun hampir tidak ada data yang mendukung klaimnya bahwa obat itu aman digunakan oleh manusia.

“Saya tahu vaksin ini bekerja cukup efektif, dalam hal membentuk kekebalan tubuh,” ujar Putih tentang vaksin baru yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya di Moskow, dan menambahkan bahwa vaksin itu telah melewati “semua kajian yang diperlukan” untuk memastikan keamanannya.

Presiden Rusia itu juga mengatakan bahwa putrinya sudah divaksinasi pada tahap pengujian awal vaksin itu. Menurut Putin, putrinya sempat sedikit demam pada hari pertama, tetapi suhunya turun menjadi normal pada hari berikutnya.

Produksi vaksin baru Rusia yang dijuluki “Sputnik V” - untuk menghormati satelit buatan manusia pertama di dunia yang diluncurkan Uni Soviet pada 1957 – akan dimulai bulan depan. Sementara vaksinasi massal dimulai paling cepat Oktober nanti.

Pihak berwenang di Rusia mengatakan para pekerja medis, guru dan kelompok-kelompok berisiko lainnya akan menjadi kelompok pertama yang mendapatkan vaksin itu. [em/pp]

XS
SM
MD
LG