Pejabat Pentagon menuntut jawaban dari China setelah sebuah pesawat Amerika yang terbang di atas wilayah udara Djibouti di Afrika Tengah berulangkali dijadikan sasaran sinar laser bekekuatan tinggi.
Pejabat pertahanan Amerika mengatakan, sinar laser itu berasal dari pangkalan militer China di Doraleh dan terjadi paling sedikit tiga kali, sehingga menyebabkan cedera mata ringan pada dua pilot Amerika.
“Ini merupakan insiden sangat serius,” kata jurubicara Pentagon, Dana White.
“Kegiatan seperti ini merupakan ancaman nyata untuk anggota Angkatan Udara kami,” katanya, dan dia mencatat bahwa Amerika telah mengajukan protes resmi kepada pemerintah China. “Kami menuntut China agar menyelidiki insiden ini secara tuntas.”
China tidak menanggapi tuduhan itu tetapi di masa lalu mengeluh tentang pesawat terbang mata-mata yang terbang di atas pangkalannya di Djibouti, demikian kata sumber yang tahu tentang situasi ini.
Pemerintah Amerika telah menerbitkan sebuah peringatan kepada pilot-pilot tentang penggunaan sinar laser di Djibouti dalam sebuah pemberitahuan yang diposting bulan lalu di situs FAA, dan mendesak agar mereka berhati-hati.
Pangkalan militer China di Djibouti itu adalah pangkalan China di luar negeri yang pertama, dan sangat dekat dengan Camp Lemonnier, satu-satunya pangkalan tetap militer Amerika di benua Afrika, dan sebuah pusat transit untuk operasi kontra-terorisme Amerika.
Isu ini bisa mengancam dan meningkatkan eskalasi antara Amerika dan China.
Presiden Trump telah memberlakukan tarif pada beberapa produk China dan mengancam akan meningkatkannya. Pemerintah Amerika juga memberlakukan pembatasan baru atas ekspor teknologi Amerika ke China. [sp/ii]
