Tautan-tautan Akses

AS Pertimbangkan untuk Lanjutkan Latihan Militer Bersama Korsel


Marinir Korea Selatan dalam latihan bersama operasi pendaratan militer AS-Korea Selatan, bagian dari latihan militer Tahunan "Foal Eagle", di Pohang, Korea Selatan, 2 April 2017. (Foto: dok).
Marinir Korea Selatan dalam latihan bersama operasi pendaratan militer AS-Korea Selatan, bagian dari latihan militer Tahunan "Foal Eagle", di Pohang, Korea Selatan, 2 April 2017. (Foto: dok).

Amerika Serikat, Selasa (29/8), mengatakan, sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk melanjutkan kembali latihan militer gabungan dengan Korea Selatan tahun depan, hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan pembicaraan nuklir dengan Korea Utara.

Pada KTT di Singapura, Juni lalu, Trump membuat keputusan yang mengejutkan untuk menghentikan sementara latihan tersebut setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan berkomitmen untuk berusaha mendenuklirisasi Semenanjung Korea.

Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan pada sebuah konferensi pers di Pentagon, penghentian sementara latihan itu merupakan isyarat niat baik terhadap Korea Utara, namun bukan merupakan komitmen yang tidak ada batas waktunya.

"Kami saat ini tidak memiliki rencana untuk menghentikan lagi latihan itu, “ kata Mattis.

Menteri Pertahanan AS, James Mattis di Gedung Libertador, Buenos Aires, Argentina, 15 Agustus 2018. (Foto: dok).
Menteri Pertahanan AS, James Mattis di Gedung Libertador, Buenos Aires, Argentina, 15 Agustus 2018. (Foto: dok).

Menyusul KTT Juni, Trump sesumbar bahwa kesepakatan Singapura merupakan prestasi bersejarah dan mengunggah sebuah pernyataan di Twitter yang menyebutkan bahwa “tidak ada lagi ancaman nuklir dari Korea Utara.”

Namun, baru-baru ini, presiden membatalkan rencana kunjungan Menlu AS Mike Pompeo ke Korea Utara pekan ini, setelah di hadapan publik mengakui untuk pertama kali bahwa perundingan untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara mengalami kebuntuan karena Pyongyang menuntut terlalu banyak pelonggaran sanksi sementara hanya membuat kemajuan kecil, dan karena Pyongyang menentang seruan Washington untuk melakukan denuklrisasi sepenuhnya sebelum mendapat konsesi.

Presiden menyalahkan China atas kurangnya kemajuan yang dicapai terkait denuklirisasi ini. Ia menuding Beijing melonggarkan tekanan terhadap pemerintah Kim dengan tidak bersungguh-sungguh memberlakukan sanksi-sanksi PBB yang merintangi 90 persen perdagangan Korea Utara. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG