Tautan-tautan Akses

AS Pertimbangkan Kenakan Sanksi Terhadap Sektor Minyak Venezuela


Konsumen mengantri untuk mengisi bensin di sebuah pom bensin milik perusahaan minyak negara PDVSA di Caracas, Venezuela, 22 Maret 2017. Pemerintah AS sedang mempertimbangkan pengenaan sanksi terhadap sektor perminyakan Venezuela. (Foto:dok)
Konsumen mengantri untuk mengisi bensin di sebuah pom bensin milik perusahaan minyak negara PDVSA di Caracas, Venezuela, 22 Maret 2017. Pemerintah AS sedang mempertimbangkan pengenaan sanksi terhadap sektor perminyakan Venezuela. (Foto:dok)

Pemerintahan Presiden Donald Trump mempertimbangkan mengenakan sanksi terhadap industri perminyakan Venezuela, sektor yang sangat penting bagi negara tersebut, untuk merespon hasil pemilu hari Minggu (30/7) yang menghasilkan dewan konstituante, yang dicela oleh pejabat Amerika Serikat sebagai "pemilu akal-akalan.’’

Menurut kantor berita Reuters, Amerika kemungkinan akan mengumumkan langkah-langkah tersebut paling cepat hari Senin (31/7). Sanksi-sanksi diharapkan tidak termasuk pelarangan pengiriman minyak mentah Venezuela ke Amerika, yang menjadi salah satu pilihan sanksi terkeras, namun bisa menghentikan penjualan minyak mentah AS jenis light crude yang biasanya oleh Venezuela dicampur dengan minyak mentahnya dari jenis heavy crude dan diekspor, menurut beberapa pejabat AS kepada Reuters.

Walaupun belum ada keputusan akhir, menurut sumber pejabat yang tidak bisa disebutkan namanya mengatakan, AS juga kemungkinan akan menyasar lebih banyak pejabat Venezuela. Kapan penerapan sanksi baru untuk perorangan seperti yang diterapkan kepada 13 pejabat Venezuela minggu lalu, masih belum jelas.

Opsi lain yang sedang dipertimbangkan termasuk membatasi akses pejabat Venezuela dan perusahaan minyak milik negara PDVSA ke sistem perbankan AS, kata sumber-sumber penjabat tersebut.

Namun belum jelas juga apakah Pemerintah AS siap mengambil tindakan tersebut ataukah akan menahan sampai dibutuhkan lebih lanjut jika terjadi eskalasi pada pemilu Venezuela, yang diboikot dan memicu protes besar besaran. Washington mendukung pendapat oposisi Venezuela bahwa pemilu dianggap hanya untuk memperkuat kediktatoran di Venezuela.

Sanksi yang baru dimaksudkan untuk memberi kesan yang baik pada ancaman Presiden Donald Trump tentang "tindakan ekonomi yang kuat dan cepat" jika Presiden Venezuela Nicolas Maduro maju menjelang pemilihan kongres baru yang kontroversial, kata pejabat tersebut.

Namun pengambil kebijakan AS juga berhati-hati dengan risiko peningkatan harga bensin domestik Amerika dan timbulnya masalah di Citgo, anak perusahan kilang milik PDVSA yang beroperasi di AS.

Gedung Putih tidak merespon permintaan untuk menanggapi berita ini.

Amerika Serikat adalah pembeli terbesar minyak mentah Venezuela dan pengenaan sanksi berat terhadap sektor energy negara tersebut akan menutup pemasukan untuk pemerintah Maduro yang terbelit masalah keuangan.

Amerika membeli 780.000 barel per hari (bph) minyak mentah dan produk BBM Venezuela dalam empat bulan pertama tahun 2017 atau hampir 8 persen dari total impor, menurut data Energy Information Administration atau EIA.

Tetapi Venezuela juga mengimpor 75.000 bph produk BBM langsung dari Amerika tahun lalu, menurut data dari Energy Information Administration. Volume impor naik menjadi 87.000 bph di Januari sampai April tahun ini, kata EIA

PDVSA juga membeli minyak mentah AS jenis light crude melalui fasilitas penyimpanannya di Bullenbay di Curacao. Tahun lalu, Venezuela membeli 30.000 bph minyak mentah AS. Selama periode Januari sampai dengan April, Venezuela sudah membeli 19.000 bph minyak mentah WTI dan DSW yang kemudian diproses di kilang Isla. (fw/as)

XS
SM
MD
LG