Tautan-tautan Akses

AS Jatuhkan Sanksi terhadap Pengadilan Iran atas Kasus Pegulat yang Dieksekusi


Hakim Seyyed Mahmoud Sadati (Iran) dikenai sanksi atas keterlibatannya dalam kasus pegulat berusia 27 tahun, Navid Afkari, yang dieksekusi awal bulan ini. (Foto: ilustrasi).
Hakim Seyyed Mahmoud Sadati (Iran) dikenai sanksi atas keterlibatannya dalam kasus pegulat berusia 27 tahun, Navid Afkari, yang dieksekusi awal bulan ini. (Foto: ilustrasi).

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Kamis (24/9) menjatuhkan sanksi terhadap mahkamah revolusi Iran dan beberapa hakim, antara lain karena peran mereka dalam menjatuhkan hukuman dan eksekusi seorang pegulat muda.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menetapkan sanksi terhadap dua hakim di Mahkamah Revolusi Cabang 1 di Shiraz, serta tiga penjara di mana, menurutnya, terjadi pelecehan HAM yang merajalela. Sanksi itu mencakup pembekuan aset dan larangan bagi warga Amerika melakukan bisnis dengan yang bersangkutan.

Menlu AS Mike Pompeo.
Menlu AS Mike Pompeo.

Pompeo mengatakan Hakim Seyyed Mahmoud Sadati dikenai sanksi atas keterlibatannya dalam kasus pegulat berusia 27 tahun, Navid Afkari, yang dieksekusi awal bulan ini meskipun ada permohonan grasi dari seluruh dunia, termasuk dari Presiden Donald Trump. Pompeo menyebut eksekusi itu sebagai “tindakan yang tidak masuk akal” yang “tidak boleh sia-sia.”

“Amerika menyerukan kepada seluruh negara untuk meminta pertanggungjawaban dari rezim ini dengan menjatuhkan sanksi seperti yang diumumkan hari ini,” kata Pompeo. “Terlalu sering, rezim Iran menarget, menangkap dan membunuh warga Iran yang paling pintar dan paling menjanjikan, dengan demikian menghilangkan aset-aset terhebat Iran, yaitu keahlian dan kemampuan rakyatnya sendiri”, tambahnya.

Iran mengeksekusi Afkari pada tanggal 12 September. Afkari dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan, terlepas dari seruan internasional untuk mencegah eksekusi itu dan permintaan serupa dari Presiden Trump.

Kasusnya menjadi perhatian internasional setelah kampanye melalui media social menggambarkan ia dan saudara laki-lakinya, yang masih berada di penjara, sebagai korban yang dijadikan sasaran karena mereka berpartisipasi dalam protes menentang teokrasi Syiah di Iran pada tahun 2018.

Pihak berwenang menuduh Afkari menusuk hingga tewas seorang pegawai perusahaan penyedia air di Shiraz, kota di bagian selatan, di tengah-tengah kerusuhan. [lj/uh]

XS
SM
MD
LG