Tautan-tautan Akses

Sidik Jari Staf Tidak Diperiksa FBI, AS Buat Migran Remaja Terancam


Suasana tempat penampungan untuk anak-anak migran yang tidak didampingi orang tua mereka di Tornillo, Texas.(Foto: (HHS' Administration for Children and Families via AP/dok).
Suasana tempat penampungan untuk anak-anak migran yang tidak didampingi orang tua mereka di Tornillo, Texas.(Foto: (HHS' Administration for Children and Families via AP/dok).

Kantor berita Associated Press (AP), Rabu (29/11) melaporkan bahwa pemerintahan presiden Donald Trump membuat keselamatan remaja yang ditahan di sebuah kamp migran di Texas berisiko, karena tidak diharuskannya petugas yang menangani mereka untuk menjalani pemeriksaan sidik jari FBI dan terlalu sedikitnya petugas kesehatan jiwa dalam jajaran staf mereka.

Melalui penyelidikan sendiri dan memo dari Departemen Kesehatan, AP mempelajari apa yang terjadi di fasilitas di kawasan gurun di Texas itu. Fasilitas itu seharusnya digunakan sementara saja sewaktu dibuka pada Juni lalu. Akan tetapi fasilitas itu masih dibuka dan terus digunakan, dengan populasi yang membengkak dari 360 remaja menjadi 2.300 lebih remaja.

AP menyatakan investigasinya telah mendapati bahwa pertumbuhan pesat kamp itu telah menciptakan masalah serius, termasuk biaya yang membubung, jauh melampaui apa yang diungkapkan pemerintah dan dapat membebani para pembayar pajak Amerika hingga 430 juta dolar.

AP juga mengutip riset puluhan tahun yang menunjukkan penahanan orang-orang muda berdampak merugikan bagi kesehatan jiwa dan jalan kehidupan mereka kelak.

Sebagian besar anak-anak yang ditahan di tempat-tempat seperti itu tidak pernah dikenai dakwaan kejahatan. Masuk ke wilayah Amerika Serikat secara ilegal merupakan kejahatan perdata.

Memo Departemen Kesehatan menyebutkan tak seorang pun dari 2.100 staf yang melalui pemeriksaan sidik jari FBI. Mereka malah diperbolehkan menjalani skrining yang dilakukan kontraktor swasta yang memiliki akses ke data yang kurang komprehensif dibandingkan dengan FBI. Ini meningkatkan risiko orang-orang yang bertugas mengurusi anak-anak itu mungkin memiliki riwayat kriminal, sebut AP.

Laporan itu juga menyebut regulasi federal yang menyatakan bahwa di sana seharusnya ada satu petugas kesehatan jiwa untuk setiap 12 remaja. Akan tetapi di fasilitas di Texas itu, rasionya adalah satu petugas kesehatan jiwa untuk setiap 100 remaja.

Selama berbulan-bulan ini telah ada rencana untuk menutup fasilitas tersebut, tetapi laporan AP menyatakan bahwa sasaran terbaru untuk mewujudkan rencana itu pada akhir tahun ini tampaknya mustahil, mengingat sedikitnya alternatif tempat untuk menampung sekitar 2.300 remaja itu. [uh]

XS
SM
MD
LG