Amerika Serikat (AS) berharap dapat segera merelokasi sekitar 150 pilot Angkatan Udara Afghanistan yang dilatih AS. Negara adidaya itu juga berharap dapat merelokasi personel lainnya yang ditahan di Tajikistan selama lebih dari dua bulan setelah mereka terbang ke sana pada akhir perang Afghanistan, kata seorang pejabat AS.
Pejabat Departemen Luar Negeri, yang berbicara dengan syarat anonim, menolak memberikan batas waktu relokasi tersebut, tetapi mengatakan AS ingin memindahkan semua yang ditahan pada waktu yang sama.
Reuters secara eksklusif melaporkan terdapat 143 personel Afghanistan yang dilatih AS yang ditahan di sanatorium di daerah pedesaan pegunungan di luar Ibu Kota Tajik, Dushanbe. Mereka menunggu penerbangan AS ke negara tersebut untuk akhirnya bermukim di AS.
Ada juga 13 personel Afghanistan di Dushanbe dengan kondisi yang jauh lebih santai. Mereka mengatakan kepada Reuters bahwa mereka juga sedang menunggu relokasi AS. Mereka terbang ke negara itu secara terpisah.
Pada bulan September, kesepakatan yang ditengahi AS memungkinkan sekelompok besar pilot Afghanistan dan personel militer lainnya diterbangkan dari Uzbekistan ke Uni Emirat Arab.
Dua pilot Afghanistan yang ditahan di Tajikistan mengatakan harapan mereka kembali menggelora dalam beberapa hari terakhir setelah kunjungan pejabat dari kedutaan AS di Dushanbe.
Meskipun mereka mengatakan belum diberi tanggal keberangkatan, pilot menyebut pejabat AS memperoleh data biometrik yang diperlukan untuk menyelesaikan proses mengidentifikasi warga Afghanistan. Hal itu adalah langkah terakhir sebelum keberangkatan pilot Afghanistan di Uzbekistan
Reuters sebelumnya melaporkan kesulitan AS untuk mendapatkan akses ke semua warga Afghanistan di Tajikistan, termasuk seorang pilot Angkatan Udara Afghanistan yang sedang hamil delapan bulan. [ah/rs]