Tautan-tautan Akses

AS akan Tanggapi Ancaman Korea Utara dengan Respon Militer 'Luar Biasa'


Menteri Pertahanan AS Jim Mattis (kiri) didampingi Jenderal tertinggi AS Joseph Dunford memberikan pernyataan keras terhadap Korea Utara di halaman Gedung Putih, Minggu (3/9).
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis (kiri) didampingi Jenderal tertinggi AS Joseph Dunford memberikan pernyataan keras terhadap Korea Utara di halaman Gedung Putih, Minggu (3/9).

Pemerintahan Presiden Trump memperingatkan Korea Utara bahwa ancaman terhadap Amerika Serikat atau sekutu-sekutunya akan dihadapi dengan respon militer yang "luar biasa".

Koresponden VOA di Gedung Putih, Peter Heinlein melaporkan komentar oleh tiga pejabat pemerintahan Trump yang disampaikan setelah uji coba nuklir terbaru bawah tanah oleh Pyongyang. Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengadakan pembicaraan darurat mengenai Korea Utara hari ini, pertemuan kedua dalam seminggu.

Setelah memberi penjelasan singkat kepada Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence di Gedung Putih, Menteri Pertahanan James Mattis menyampaikan pesan yang tegas kepada Korea Utara mengenai tindakan Korea Utara yang provokatif.

"Kami tidak bermaksud menghancurkan secara total sebuah negara seperti Korea Utara, tetapi seperti saya katakan, kami mempunyai banyak opsi demikian," tandas Mattis.

Presiden Donald Trump, melalui twitter, menyebut tindakan terbaru Pyongyang bersifat "bermusuhan dan berbahaya". Dia mengatakan bahwa dia mempertimbangkan pemboikotan ekonomi terhadap negara yang berbisnis dengan Korea Utara, dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin mengatakan bahwa dia sedang mempersiapkan sanksi babak baru.

Dewan Keamanan PBB juga mengadakan pertemuan darurat mengenai Korea Utara hari Senin (4/9). Perundingan darurat hari Senin diadakan di tengah laporan-laporan bahwa Pyongyang sedang mempersiapkan untuk melakukan uji coba rudal balistik lainnya.

"Waktunya telah tiba untuk mempertimbangkan semua sarana diplomatik kita sebelum terlambat. Kita sekarang harus melakukan langkah-langkah yang paling kuat," kata Duta Besar Amerika untuk PBB, Nikki Haley kepada dewan tersebut.

Dia mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "menghendaki perang" dengan tindakannya. "Amerika tidak mau perang tetapi kesabaran kita bukan tidak terbatas," kata Haley.

Sebelumnya, kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan telah mengetahui tanda-tanda Korea Utara sedang bersiap untuk menguji rudal balistik. Kementerian tersebut juga mengumumkan rencana untuk segera memasang empat peluncur lagi untuk sistem pertahanan rudal THAAD.

Korea Utara melakukan uji coba nuklir ke enam pada hari Minggu, yang digambarkan sebagai sebuah bom hidrogen thermonuklir yang sukses dan dapat dipasang pada rudal antar benua atau ICBM.

Seorang pejabat intelijen Amerika mengatakan tidak ada alasan untuk meragukan klaim Korea Utara bahwa perangkat nuklir yang diledakkan pada hari Minggu bawah tanah 10 kali lebih kuat daripada uji coba nuklir setahun yang lalu.

"Kami sangat yakin ini adalah uji alat nuklir yang canggih dan apa yang kami saksikan selama ini sesuai dengan klaim Korea Utara," kata pejabat intelijen tersebut. [sp]

XS
SM
MD
LG