Tautan-tautan Akses

4 Rapat Akbar Demokrasi Guncang Situasi Politik Rusia


Dengan mengibar-ngibarkan bendera, para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-Putin dalam rapat akbar yang diadakan di Moskow (Sabtu, 10/3).
Dengan mengibar-ngibarkan bendera, para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-Putin dalam rapat akbar yang diadakan di Moskow (Sabtu, 10/3).

Sebelum berlangsung pemilu presiden Rusia, empat rapat besar demokrasi mengguncang situasi politik Rusia.

Pihak oposisi Rusia memiliki berbagai peluang: cuaca cerah, izin untuk menyelenggarakan unjuk rasa massal, dan sebuah lokasi di distrik hiburan di jantung kota Moskow. Yang kurang adalah para pemrotes. Sekitar 20 ribu orang datang melakukan protes hari Sabtu - hanya seperlima dari para demonstran yang berada di sana, dalam rapat besar sebelum pemilu hari Minggu lalu.

Paling sedikit 100 ribu orang datang dalam aksi protes itu, ketika suhu berada pada 20 derajat celsius di bawah nol.

Pita-pita putih dan balon-balon bergerak-gerak ditiup angin, tetapi semangat demokrasi besar kelima di Moskow itu, menciut dengan kemenangan Vladimir Putin di TPS-TPS.

Menurut hasil resmi, Putin meraup 64 persen suara. Organisasi-organisasi pengawas pemilihan menyatakan ia mendapat 54 persen, tetapi jumlah itu cukup untuk menghindari sebuah pemilu tambahan. Jadi, pada bulan Mei mendatang, mantan presiden dua kali dan perdana menteri yang sekarang itu, akan memulai masa jabatan enam tahun sebagai kepala negara Rusia.

Ksenia Sobchak, mantan penyiar televisi, mengatakan bahwa para penggerak demokrasi harus menunjukkan untuk apa mereka berunjukrasa, yaitu demi adanya sistem peradilan yang independen, kebebasan pers, dan diadakannya pemilu untuk memilih walikota dan gubernur.

Panggung dan pengeras suara dihiasi dengan berbagai poster yang berbunyi: "Ini bukan pemilu" dan "Ini bukan seorang presiden." Tetapi, para pembicara secara silih berganti memperingatkan, langkah Rusia menuju demokrasi akan melalui jalan panjang dan berat dengan mendirikan partai-partai politik dan masyarakat madani yang kuat.

Vera Kichanova, mahasiswa jurnalisme berumur 20 tahun yang memenangkan sebuah pemilihan majelis daerah, berpidato di depan khalayak.

Kichanova mendesak para pemuda agar terlibat dalam politik dan dalam organisasi-organisasi kampung. Dari sebuah generasi yang berbeda, Garry Kasparov, jago catur berumur 48 tahun, mendorong para penggalak demokrasi agar tabah.

Kasparov, veteran dari kelompok oposisi politik selama tujuh tahun di Rusia, memberitahu wartawan untuk tidak kecil hati dan menyerah. Rapat besar itu menunjukkan bagaimana kelompok koalisi Rusia yang anti-Putin berubah.

XS
SM
MD
LG