Tautan-tautan Akses

Arab Saudi Kecam “Campur Tangan” Senat AS soal Jurnalis Khashoggi


Raja Saudi Salman (kanan) bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman (foto: ilustrasi).
Raja Saudi Salman (kanan) bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman (foto: ilustrasi).

Arab Saudi hari Senin (17/12) menyampaikan teguran keras terhadap Senat Amerika, dengan menolak resolusi yang menyalahkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, dan menggambarkan resolusi itu sebagai campur tangan terhadap urusan negara itu.

Ini adalah isyarat terbaru memburuknya hubungan negara kerajaan itu dan Kongres Amerika, lebih dari dua bulan setelah Khashoggi dibunuh oleh agen-agen Arab Saudi di dalam kantor konsulat di Istanbul. Pembunuhan itu telah dikaitkan dengan Putra Mahkota Mohammed Salman.

Sejumlah senator Amerika hari Kamis (13/12) menyalahkan Mohammed Salman terhadap pembunuhan itu dan menyerukan kepada Riyadh untuk “memastikan pertanggungjawaban yang tepat.”

Para senator itu juga mengeluarkan langkah terpisah yang menyerukan diakhirinya bantuan Amerika bagi pertempuran yang dipimpin Arab Saudi di Yaman.

Dalam pernyataan hari Senin (17/12), Arab Saudi mengatakan resolusi Senat merupakan “campur tangan yang mencolok” terhadap masalah dalam negerinya dan merongrong perannya di kawasan dan dunia internasional. Resolusi itu didasarkan pada “klaim dan tuduhan yang tidak terbukti kebenarannya,” tambah pernyataan itu.

“Kerajaan Arab Saudi menolak setiap campur tangan terhadpa masalah dalam negerinya, juga setiap dan semua tuduhan – dalam bentuk apapun – yang tidak menghormati kepemimpinannya… dan upaya apapun untuk merusak kedaulatan atau mengurangi kinerjanya.”

Gaya bahasa yang digunakan dalam pernyataan itu biasanya disampaikan kepada negara-negara yang mengecam catatan HAM Arab Saudi, seperti yang disampaikan kepada Swedia tahun 2015 setelah perdebatan sengit di hadapan publik tentang seorang blogger, dan juga kepada Kanada tahun 2018 ini terkait penangkapan seorang aktivis HAM perempuan.

Presiden Trump segan mengecam Putra Mahkota Mohammed Salman, meskipun pejabat-pejabat intelijen menyimpulkan bahwa ia pasti setidaknya tahu tentang rencana pembunuhan itu. Sebaliknya Trump malah menggembar-gemborkan perjanjian jual-beli senjata api bernilai miliaran dolar dan berterima kasih kepada Arab Saudi karena telah menurunkan harga minyak. (em)

XS
SM
MD
LG