Tautan-tautan Akses

"Anak Hilang Sudan" Kini Bantu Pengungsi Lewat Kopi


Manyang Kher, mantan pengungsi Sudan dan pendiri "734 Coffee" di Springfield, Virginia.
Manyang Kher, mantan pengungsi Sudan dan pendiri "734 Coffee" di Springfield, Virginia.

Manyang Kher, mantan pengungsi anak asal Sudan - salah seorang yang disebut anak yang tersesat dan sekarang menjadi warga negara Amerika - sangat senang membantu pengungsi membangun masa depan yang lebih cerah. Ia melakukannya dengan kopi.

Di sebuah gudang di pinggiran Washington DC, Manyang Kher mengoperasikan 734 Coffee. Ia meluncurkan bisnis kopi spesial tahun lalu untuk mengumpulkan dana bagi para pengungsi.

"734 adalah koordinat geografis sebuah kamp pengungsi di Ethiopia di mana 250.000 pengungsi tinggal. Saya tahu perjuangan yang dihadapi para pengungsi setiap hari," tutur Manyang.

Kamp di wilayah Gambella di Ethiopia (tetangga Sudan Selatan) menjadi tempat tinggal Kher selama 13 tahun. Pada usia tiga tahun, ia menjadi salah seorang Lost Boys, nama yang diberikan kepada sekitar 20.000 anak yang menjadi pengungsi dan yatim piatu akibat perang saudara di Sudan.

"Ketika saya berumur tiga tahun, desa saya diserang. Dibakar oleh pemerintah. Sudan Utara. Jadi ketika desa kami dibakar kami, anak-anak terpisah dari orang tua kami. Kami lari dan terus lari ke Ethiopia lalu kami menjadi pengungsi. Terlalu banyak anak yang meninggal di sepanjang jalan," tambahnya.

Perjalanan itu 1.600 kilometer jauhnya. Kher ingat sangat menakutkan tinggal di kamp dan menjadi pengungsi.

"Setiap hari kami ketakutan karena kami mungkin juga akan mati. Kami melihat anak-anak mati kelaparan karena tidak punya cukup makanan. Kami melihat anak-anak sekarat karena kolera, karena penyakit, anak-anak lari dari kamp pengungsian, hanya ingin pergi ke tempat yang menjadi rumah tetapi mereka meninggal dalam perjalanan," ujar Manyang.

Pada usia 16 tahun, Kher berkesempatan datang ke AS sebagai pengungsi anak yang tidak didampingi. Tetapi ia tidak pernah melupakan orang-orang yang berjuang untuk bertahan hidup di kamp-kamp yang ditinggalkannya. Ketika masih kuliah (di Richmond, Virginia) belajar hukum internasional, ia memulai Proyek Kemanusiaan Membantu Sudan untuk meningkatkan kesadaran para pengungsi.

Sekarang, kelompok itu memiliki program untuk membantu memberdayakan para pengungsi agar mandiri.

"Kami ingin memusatkan perhatian pada bebas bantuan artinya kami ingin memberi mereka alat untuk membantu diri mereka sendiri. Itulah mengapa kami memberikan jaring ikan karena mereka bisa pergi ke sungai dan memancing untuk diri mereka sendiri. Jika kami membangun lebih banyak kebun masyarakat, mereka bisa menanam bahan makanan mereka sendiri. Jika kami juga membangun sumur air, kami membentuk komunitas karena mereka bisa mendapatkan air di sana sehingga mereka bisa menanam bahan makanan mereka sendiri di sana. Mereka juga bisa membuka pasarnya sendiri di sana. 200.000 pengungsi adalah pangsa pasar. "

734 Coffee: Kopi untuk Bantu Pengungsi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:22 0:00

Manyang Kher menjual kopi secara online, pada acara-acara dan kedai-kedai kopi.

"Para pelanggan menyukainya. Ketika mereka mengetahui mengenai proyek ini, misinya, mereka sangat menghargainya. Kopi ini rasanya enak, jadi ini sama-sama menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kita bisa menikmati kopi (dan)) pada saat yang sama. menjadi bagian dari proyek yang lebih besar," kata Megan Murphy seorang pelanggan.

"Secangkir kopi 734, cangkir ini bisa membeli, satu jaring ikan. Juga bisa membeli pena, bisa membantu sistem beasiswa kami untuk mengirim anak-anak ke sekolah. Jadi bisnis di 734 Coffee artinya kita membantu pengungsi membantu diri mereka sendiri," papar Manyang. [my/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG