Tautan-tautan Akses

AS Uji Coba Cara Baru Penanganan Kasus Besar Deportasi


Di Amerika diperkirakan ada sekitar 12 juta imigran gelap, sebagian besar dari etnis hispanik (foto: dok).
Di Amerika diperkirakan ada sekitar 12 juta imigran gelap, sebagian besar dari etnis hispanik (foto: dok).

Jawatan Imigrasi Amerika sedang menguji coba cara baru dalam mengatsi kasus besar deportasi di kota Baltimore dan Denver.

Kota pelabuhan Baltimore, Maryland, juga dikenal dengan julukan “Kota yang Mempesona”, adalah salah satu kota di mana jawatan imigrasi Amerika menguji coba cara baru dalam menangani kasus besar deportasi. Kota lainnya adalah Denver di Colorado.

Di kedua kota itu, imigran tanpa rekam kriminal dibolehkan tinggal, sementara kasus imigran gelap yang punya rekam kriminal serius segera ditangani.

Politisi yang tidak senang sama sekali dengan uji coba itu, yang berlaku sampai pertengahan Januari, adalah anggota DPR dari Fraksi Republik Pat McDonough dari Negara bagian Maryland.

Ia baru-baru ini menulis pada kolom opini sebuah surat kabar, menyatakan Baltimore berubah menjadi apa yang disebutnya “kota amnesti.”

“Hal ini akan menjadi daya tarik bagi orang yang berada di negara ini tanpa izin tinggal untuk berbondong-bondong ke Baltimore, dan hal itu ada akibatnya,” ujarnya.

McDonough mengatakan akibatnya termasuk biaya tambahan untuk menyediakan layanan dua bahasa, bertambahnya ruangan gawat darurat untuk menangani imigran gelap yang tidak punya asuransi kesehatan, pengangguran yang bertambah, dan ancaman terhadap keamanan umum.

Jawatan Imigrasi dan Bea Cukai Amerika mengatakan pihaknya tidak melakukan wawancara dalam mengkaji kasus imigrasi.

Dalam pernyataan lewat e-mail, jawatan itu mengatakan Pemerintah sedang memusatkan perhatian pada berbagai upaya untuk menegakkan hukum keimigrasian terhadap mereka yang melakukan kejahatan, masuk gelap ke Amerika baru-baru ini, dan apa yang disebut pelanggar berat undang-undang keimigrasian.

Para aktivis pro-imigran mengeluhkan terlalu banyaknya imigran gelap yang tidak melakukan kejahatan dideportasi secara tergesa-gesa oleh jawatan itu untuk menaikkan data statistik dan memperoleh anggaran yang lebih besar.

Demonstrasi juga dilancarkan oleh mereka yang mendukung pengurangan deportasi. Di beberapa negara bagian seperti Alabama, para pemimpin HAM baru-baru ini berdemonstrasi bagi para keluarga imigranagar mereka tetap utuh, karena dalam beberapa bulan terakhir, para orang tua imigran gelap yang dideportasi atau ditahan terpisah dari anak-anak mereka yang lahir di Amerika dan berkewarganegaraan Amerika.

Para aktivis di kota-kota lain, seperti Iowa City, bahkan bertindak lebih jauh, yaitu berupaya membentuk kota pelajar Iowa itu menjadi yang disebut kota suaka untuk melindungi imigran gelap dari undang-undang imigrasi.

Lebih dari 30 kota di Amerika menempuh cara ini. Beberapa kota bahkan melarang polisi menanyakan orang mengenai status keimigrasian mereka. Para aktivis mengatakan cara ini menghemat uang pemerintah kota dan sekaligus juga menciptakan rasa kemasyarakatan yang lebih kuat, pernyataan yang membuat para penentang imigran gelap, berang.

XS
SM
MD
LG