Tautan-tautan Akses

Amazon akan Gunakan Armada Sendiri untuk Kirim Barang Pesanan


Paket barang pesanan bergerak di sepanjang sistem konveyor dimana kemudian barang-barang tersebut diarahkan ke area pengiriman di Amazon Fulfillment Center yang baru, 9 Februari 2018, di Sacramento, California. (Foto: AP Photo/Rich Pedroncelli)
Paket barang pesanan bergerak di sepanjang sistem konveyor dimana kemudian barang-barang tersebut diarahkan ke area pengiriman di Amazon Fulfillment Center yang baru, 9 Februari 2018, di Sacramento, California. (Foto: AP Photo/Rich Pedroncelli)

Paket pesanan Amazon anda, yang biasa dikirim lewat truk UPS, mobil biasa, atau di tangan kurir surat, kemungkinan tidak lama lagi akan dikirim lewat armada milik Amazon sendiri.

Pengecer online ini telah berusaha mencari cara untuk dapat mengendalikan pengiriman barang pesanan. Dengan diluncurkannya program yang baru ini hari Kamis, para kontraktor di seluruh penjuru negeri dapat memiliki bisnis sendiri untuk membantu pengiriman paket-paket barang pesanan dari Amazon ini. Langkah ini memberi Amazon lebih banyak cara untuk mengirimkan paket barang pesanan ke pelanggan tanpa harus mengandalkan UPS, FedEx, atau layanan pengiriman barang lainnya.

Dengan beroperasinya semua truk pengiriman barang ini, Amazon menyatakan pelanggan akan dapat melacak status barang pesanan mereka di peta, menghubungi pengemudi truk atau mengubah kemana barang pesanan harus dikirimkan – yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya apabila barang pesanan dikirimkan lewat armada milik UPS atau FedEx.

Amazon telah memperkuat jaringan pengiriman barangnya lewat cara-cara lain: Perusahaan itu memiliki armada pesawat kargo nya sendiri yang disebut “Prime Air,” yang diluncurkan tahun lalu dengan pusat pengiriman kargo udaranya yang terletak di Kentucky dan perusahaan tersebut membayar orang hingga $25 per jam untuk mengirimkan paket-paket barang pesanan dengan kendaraan lewat Amazon Flex.

Baru-baru ini, perusahaan tersebut tengah menjadi sorotan tajam Presiden Donald Trump dengan cuitannya yang menyatakan Amazon harus membayar lebih kepada Layanan Pos Amerika (U.S. Postal Service) untuk mengirimkan barang-barang pesanannya. Dave Clark, Senior Vice President untuk operasional seluruh dunia, menyatakan bahwa program ini bukan tanggapan atas cuitan Presiden Trump, namun sekedar cara untuk memastikan perusahaan itu dapat mengirimkan jumlah barang pesanan yang semakin bertambah. “Sungguh ini sekedar upaya untuk memenuhi pertumbuhan usaha kami di masa depan,” ujar Clark.

Lewat program ini, Amazon menyatakan minimum biaya bagi seseorang untuk memulai usaha pengiriman barang adalah $10.000. Para kontraktor yang ikut serta dalam program ini akan dapat menyewa truk biru dengan logo Amazon terpampang di badan kendaraan, membeli seragam Amazon untuk para pengemudinya dan mendapatkan dukungan dari Amazon untuk mengembangkan bisnisnya.

Para kontraktor tersebut tidak harus menyewa truk pengiriman barang, namun apabila mereka menyewa truk pengiriman barang dari Amazon, kendaraan-kendaraan itu hanya boleh digunakan untuk mengirim barang-barang pesanan dari Amazon. Kontraktor bertanggung jawab untuk mempekerjakan petugas pengiriman barang, dan Amazon akan menjadi pelanggannya, membayar kontraktor untuk mengambil paket-paket barang pesanan di 75 pusat pengiriman di seluruh penjuru AS dan mengirimkannya ke para pemesan barang. Seorang wakil Amazon tidak bersedia untuk mengungkapkan rincian tentang berapa banyak perusahaan itu akan membayar untuk biaya pengiriman.

Olaoluwa Abimbola, yang berpartisipasi dalam program uji coba Amazon, mengatakan jumlah paket barang dari Amazon yang harus dikirimkan membuatnya tetap sibuk. Sejauh ini ia telah mempekerjakan 40 pekerja dalam kurun waktu lima bulan.

“Kami tidak harus repot-repot berbicara tentang kampanye penjualan,” ujar Abimbola. “Selalu ada pekerjaan yang harus kami lakukan, setiap hari. Yang harus kami lakukan adalah datang ke pusat pengiriman barang Amazon.” [ww/dw]

XS
SM
MD
LG