Tautan-tautan Akses

Alheda’a, Bahasa Komunikasi Khusus Unta dan Penggembalanya


Seorang penggembala unta Saudi memimpin hewannya saat berlangsunya Festival Unta tahunan Raja Abdulaziz di gurun Rumah, timur laut ibu kota Saudi, Riyadh, 10 Januari 2023. (Fayez Nureldine/AFP)
Seorang penggembala unta Saudi memimpin hewannya saat berlangsunya Festival Unta tahunan Raja Abdulaziz di gurun Rumah, timur laut ibu kota Saudi, Riyadh, 10 Januari 2023. (Fayez Nureldine/AFP)

Alheda’a, suatu metode komunikasi khusus di Semenanjung Arab antara unta dan penggembalanya, akhir tahun lalu masuk daftar warisan budaya takbenda UNESCO. Lebih jauh mengenai budaya yang menyoroti hubungan tradisional mendalam antara unta dan warga di sana.

Bagi telinga orang awam, suara yang keluar dari mulut penggembala unta Hamad al-Marri mungkin tidak ada artinya. Tetapi unta-unta yang mendengarnya langsung bereaksi, dengan berkumpul di belakang Marri dan berjalan bersama melintasi padang pasir Saudi.

Menurut penjelasan UNESCO, badan PBB yang membawahi bidang kebudayaan, penggembala unta yang terampil dapat menggunakan suaranya untuk menenangkan ternaknya, juga membuat hewan itu berlutut. Suaranya bahkan menjadi pemandu perubahan arah kawanan unta sewaktu mereka menyusuri padang pasir.

Marri, pegawai negeri berusia 36 yang memiliki 100 ekor unta, menggembalakan ternaknya 150 kilometer sebelah timur laut ibu kota Saudi, Riyadh. Ia menjelaskan mengenai Alheda’a, bahasa khusus antara unta dan pemiliknya. Ia menambahkan, "Unta tahu nada suara pemilik mereka dan segera meresponsnya. Kalau orang lain yang memanggil, mereka tidak akan menanggapinya. Unta memang punya fitur khusus yang disebutkan dalam Al-Qur'an.”

Penggembala Saudi Mansour al-Qatula berdiri di antara hewannya saat berlangsungnya Festival Unta tahunan Raja Abdulaziz di gurun Rumah, timur laut ibu kota Saudi, Riyadh, 10 Januari 2023. (Fayez Nureldine/AFP)
Penggembala Saudi Mansour al-Qatula berdiri di antara hewannya saat berlangsungnya Festival Unta tahunan Raja Abdulaziz di gurun Rumah, timur laut ibu kota Saudi, Riyadh, 10 Januari 2023. (Fayez Nureldine/AFP)

Kerap disebut sebagai “kapal gurun,” unta telah lama menjadi moda transportasi penting di Arab Saudi, selain menentukan status sang pemilik dan mendorong munculnya industri peternakan unta yang menguntungkan.

Jaser al-Harbash, CEO Komisi Warisan Saudi, mengemukakan, "Ada banyak pahatan batu di kota Jubbah di daerah Ha’iI yang disebut dalam Daftar Warisan Dunia, Shuwaymis di barat daya Ha’iI, dan Hima di barat daya Saudi, yang menunjukkan lukisan unta dan mengisahkan tentang unta, baik untuk perang atau perdagangan.”

Alheda’a, Bahasa Komunikasi Khusus Unta dan Penggembalanya
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:53 0:00

Upaya memasukkan Alheda’a ke daftar UNESCO adalah untuk “melindunginya” dan “membuka peluang untuk pengembangannya,” kata Harbash tanpa merincinya. Upaya ini diajukan bersama-sama dengan negara tetangganya, Oman dan Uni Emirat Arab.

Alheda’a dapat digunakan untuk berbagai tugas: mengumpulkan ternak yang tersebar sewaktu terancam badai pasir yang menjelang, misalnya, atau menenangkan unta saat hewan itu minum.

Menurut UNESCO, para penggembala melatih unta mereka untuk mengenali perbedaan antara kiri dan kanan, membuka mulut waktu ditanya, dan berlutut sewaktu akan ditunggangi. Alheda’a diajarkan di tengah keluarga dan masyarakat, dengan anak-anak menemani kerabat dewasa mereka dalam perjalanan sehari-hari.

Hamad al-Marri, penggembala Unta Saudi, berkomunikasi dengan hewannya selama Festival Unta tahunan Raja Abdulaziz di gurun Rumah, timur laut ibu kota Saudi, Riyadh, pada 10 Januari 2023. (Fayez Nureldine/AFP)
Hamad al-Marri, penggembala Unta Saudi, berkomunikasi dengan hewannya selama Festival Unta tahunan Raja Abdulaziz di gurun Rumah, timur laut ibu kota Saudi, Riyadh, pada 10 Januari 2023. (Fayez Nureldine/AFP)

Hamad al-Marri mempelajari Alheda’a dengan cara mengamati ayah dan kakeknya sewaktu ia masih kecil. Ia mengaku berniat mengajarkan ini kepada ketiga anaknya. Suara anak-anaknya bahkan telah dikenali oleh unta-untanya.

Mansour al-Qatula, seorang penggembala lainnya mengatakan, Alheda’a menciptakan hubungan erat antara penggembala dan ternaknya. Para pemilik unta memanggil unta-unta itu dengan nama-nama khusus. Dengan melakukannya berulang kali, unta-unta itu tahu nama mereka dan meresponsnya. Sesekali ia melantunkan puisi tradisional, sebagai bagian dari ekspresi ritmis Alheda’a.

“Perhatikanlah bahwa unta-unta itu mengerti dan gembira mendengarnya," jelasnya. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG