Tautan-tautan Akses

Alat Pengetesan Kebocoran Gas Metana


Para kru berusaha menghentikan kebocoran gas di sebuah sumur gas di fasilitas Aliso Canyon, di atas kawasan Porter Ranch di Los Angeles, 9 Desember 2015. Fasilitas penyimpanan gas ini menyemburkan gas metana tak terkendali selama empat bulan hingga memaksa ribuan keluarga mengungsi dari rumah-rumah mereka.
Para kru berusaha menghentikan kebocoran gas di sebuah sumur gas di fasilitas Aliso Canyon, di atas kawasan Porter Ranch di Los Angeles, 9 Desember 2015. Fasilitas penyimpanan gas ini menyemburkan gas metana tak terkendali selama empat bulan hingga memaksa ribuan keluarga mengungsi dari rumah-rumah mereka.

Salah satu sumber energi fosil yang paling murah adalah gas alam, yang sebagian besar terdiri dari gas metana, yang ditemukan jauh di bawah tanah. Gas itu dialirkan lewat pipa-pipa panjang yang punya banyak sambungan, keran-keran dan stasiun pemompa, yang sekali-sekali bisa bocor.

Para pakar perusahaan komputer IBM sedang menguji coba sebuah alat kecil yang bisa mendeteksi kebocoran gas dan bisa dipasang di manapun.

Di Amerika terdapat lebih dari setengah juta sumur gas alam, yang masing-masing punya jaringan pipa, keran dan sambungan sendiri-sendiri.

Para pejabat memperkirakan kira-kira 10 persen gas alam yang disalurkan lewat pipa itu bocor, yang selain mengakibatkan kerugian bagi pengusaha, juga menyumbang pada peningkatan suhu bumi.

Saat ini pemantauan kebocoran pada sumur gas hanya dilakukan seminggu sekali dengan cara mendengarkan deru gas yang mengalir lewat pipa-pipa itu, dan dengan menggunakan indra penciuman petugas. Atau dengan menggunakan kamera khusus yang bisa melihat kebocoran gas itu. Tapi cara-cara itu mahal dan makan waktu.

Eric Zhang, periset IBM mengatakan “untuk menangani masalah ini, kami membutuhkan teknologi yang bisa mengukur kadar gas metana di daerah yang luas.”

Periset IBM belum lama ini menunjukkan sebuah alat detektor gas yang kecil dan murah, yang bisa secara terus-menerus memantau dan melaporkan apabila terjadi kebocoran gas.

Teknologi itu menggunakan sinar laser yang mengeluarkan cahaya tertentu yang sama dengan molekul gas metana.

“Tiap kali ada gas metana yang lepas ke udara, kita akan melihat jarum bergerak ke arah atas. Jadi alat ini bisa mengetahui apakah ada kebocoran atau tidak.”

Para pakar telah berhasil membuat versi lebih kecil dari alat sensor itu yang akan diuji coba secara luas bulan Juni nanti. Kalau sukses, alat seharga $300 itu akan bisa bekerja sendiri dengan menggunakan baterai dan pembangkit listrik sinar matahari.

Alat itu juga bisa dipasang diatas mobil atau diterbangkan dengan drone sepanjang jaringan pipa gas, dan secara langsung melaporkan dimana terdapat kebocoran. [ii]

XS
SM
MD
LG