Tautan-tautan Akses

Aktivis Prodemokrasi Hong Kong Dihukum Setelah Akui Bersalah Atas Protes 2019


Aktivis pro-demokrasi Figo Chan, Avery Ng dan lainnya memegang spanduk di depan media sebelum persidangan atas dakwaan terkait sidang tidak sah pada 1 Oktober 2019, di luar pengadilan di Hong Kong, China, 17 Mei 2021. (Foto : REUTERS/Lam Yik)
Aktivis pro-demokrasi Figo Chan, Avery Ng dan lainnya memegang spanduk di depan media sebelum persidangan atas dakwaan terkait sidang tidak sah pada 1 Oktober 2019, di luar pengadilan di Hong Kong, China, 17 Mei 2021. (Foto : REUTERS/Lam Yik)

Enam pendukung pro-demokrasi Hong Kong telah dikembalikan ke tahanan setelah mengaku bersalah atas keterlibatan mereka dalam protes yang dimulai pada Oktober 2019.

Hakim Distrik Amanda Woodcock memutuskan kasus tokoh politik Figo Chan, Avery Ng, Albert Ho, Sin Chung, Yeung Sum dan Richard Tsoi pada hari Selasa, sehari setelah mereka masing-masing mengakui satu dakwaan mengorganisasi majelis tidak resmi yang berlangsung lebih dari 18 bulan lalu, pada Hari Nasional China

Secara keseluruhan, 10 tokoh oposisi mengaku bersalah, dan empat di antaranya sudah ditahan dalam kasus terpisah, termasuk taipan media Jimmy Lai. Pembacaan vonis akan dilakukan pada 28 Mei.

Avery Ng, 44, di antara enam yang ditahan, adalah sekretaris jenderal Liga Sosial Demokrat (LSD), partai pro-demokrasi paling radikal di Hong Kong.

Politisi itu berbicara dengan VOA dalam wawancara telepon pekan lalu. Hingga Selasa, dia adalah salah seorang dari sedikit pemimpin oposisi yang berhasil menghindari hukuman penjara substansial setelah puluhan penangkapan oleh pihak berwenang dalam beberapa bulan terakhir.

Menyusul protes anti-pemerintah 2019, Beijing menerapkan undang-undang keamanan nasional pada Juni tahun lalu di Hong Kong, membatasi otonomi dan mempermudah pembangkang untuk dihukum. Hukum itu mengancam hukuman penjara maksimal seumur hidup bagi pelanggarnya.

Beijing baru-baru ini menyetujui perubahan pemilihan umum di wilayah tersebut untuk memastikan bahwa “patriot” memerintah kota itu. Menurut Ng, semua itu merupakan upaya untuk “mendefinisi ulang demokrasi.” [lt/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG