Terkurung di rumah karena pandemi membuat seorang guru hortikultura di Minnesota, AS, menggunakan waktu ekstranya untuk menyiram dan memberi pupuk pada tanaman labunya. Perjuangan itu dibayar mahal, labu tersebut berhasil memenangkan Kejuaraan Dunia ke-47 Pumpkin Weigh-Off di selatan California, AS, pada tahun ini.
Associated Press melaporkan, Selasa (13/10), Travis Gienger, dari Anoka, Minnesota, menghabiskan banyak waktu luangnya di kebun labu di halaman belakang rumahnya. Ia menyirami tanaman tersebut hingga 10 kali sehari dan memupuknya setidaknya dua kali setiap hari.
Gienger yang berusia 40 tahun, kemudian mengemudikan labu raksasa itu selama 35 jam untuk mencapai tempat kontes tersebut dan berhasil menjadi salah satu pemenang dengan labu seberat 1.066 kg.
Gienger, seorang guru lansekap dan hortikultura di Anoka Technical College, telah menanam labu sejak ia masih remaja. Ia terinspirasi oleh ayahnya yang juga membudidayakan tanaman labu. Ini adalah pertama kalinya ia ikut berkompetisi di kejuaraan tersebut.
Juara labu pertama memenangkan $ 16.450 (Rp 241,8 juta), atau $ 7 per pon, untuk labu oranye kental yang akan dipamerkan selama parade.
Labu milik Gienger adalah yang labu kedua terberat yang pernah ditimbang di acara yang berusia 40 tahun itu, tetapi rekor itu masih jauh dari rekor se-AS. Pada tahun 2018, seorang petani di New Hampshire berhasil menanam labu dengan berat lebih dari 1.134 kg.
Rekor labu terberat di dunia ditetapkan pada tahun 2016 di Kejuaraan Eropa Labu Raksasa di Ludwigsburg, Jerman. Pemenang kontes tersebut adalah seorang petani Belgia dengan labu seberat lebih dari 1.179 kg. [ah/au]