Tautan-tautan Akses

AS Hati-Hati Kritik Keputusan Beijing tentang Batasan Masa Jabatan Presiden


Presiden AS Donald Trump (kanan) bersama ibu negara disambut oleh Presiden Xi Jinping setibanya di Beijing, China, dalam kunjungan kenegaraan, 9 November 2017. (Foto: dok).
Presiden AS Donald Trump (kanan) bersama ibu negara disambut oleh Presiden Xi Jinping setibanya di Beijing, China, dalam kunjungan kenegaraan, 9 November 2017. (Foto: dok).

Amerika Serikat mengatakan proposal China untuk menghapuskan pembatasan masa jabatan presiden, yakni langkah yang memungkinkan Xi Jinping menjadi presiden seumur hidup, merupakan masalah dalam negeri bagi Beijing.

Ungkapan “Kaisar Xi” dihapus dari media sosial di China, setelah rencana negara itu untuk mengakhiri pembatasan masa jabatan presiden memicu kemarahan dan keprihatinan bahwa langkah tersebut bisa memungkinkan Xi Jinping menjadi penguasa China seumur hidup.

Baca juga: China Larang Perdebatan Presiden Seumur Hidup di Medsos

“Keputusan ini datang tiba-tiba dan banyak orang merasa tidak yakin, bingung atau sulit memahaminya,” kata Tuan Ding, warga China.

Warga lainnya, Tuan Gan, menambahkan, “Saya akan mendukung amandemen tersebut jika semua orang menganggap bahwa Tuan Xi Jinping, presiden kita saat ini, memang benar dan bijaksana.”

Namun langkah tersebut menimbulkan reaksi yang lebih tenang dari biasanya dari pemerintahan Presiden Donald Trump.

Di Gedung Putih, juru bicara Sarah Sanders mengatakan keputusan itu merupakan masalah internal bagi Beijing.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert. (Foto: dok).
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert. (Foto: dok).

Hari Selasa (27/2), Departemen Luar Negeri Amerika memberikan tanggapan yang lebih tradisional. Juru bicara Heather Nauert mengatakan," Kami percaya bahwa institusi yang kuat lebih penting daripada pemimpin individu. Menggalakkan hak asasi manusia dan pemerintahan yang demokratis merupakan unsur inti dalam kebijakan luar negeri Amerika. Ini merupakan landasan penting bagi masyarakat yang stabil, aman, dan berfungsi.”

Awal pekan ini, Presiden Trump memuji Presiden Xi, dan mengatakan bahwa dia “sangat menghormati” pemimpin China itu.

Presiden Trump memberikan alasannya, "Saya kira Presiden Xi itu unik. Dia membantu kita dalam urusan Korea Utara.”

Baca juga: Gedung Putih: Masa Jabatan Presiden Xi Urusan Dalam Negeri China

Bagi sebagian orang, komentar tersebut mencerminkan pergeseran tradisi Amerika yang sudah lama mendorong demokrasi di China.

Christine Wormuth, peneliti dari Atlantic Council, sebuah lembaga penelitian di Washington, D.C., berpendapat, “Saya setuju bahwa Presiden Trump tidak harus secara terbuka selalu kritis dalam semua pernyataannya, tetapi saya kira ada cara untuk bersikap lebih kritis dan skeptis terhadap tindakan China sebagai sebuah negara tanpa harus mewujudkannya terhadap Presiden Xi sebagai pribadi.”

Baca juga: Presiden Seumur Hidup Resahkan Sektor Swasta China

Sejak menjadi presiden, Trump terkadang enggan mengkritik pemerintah yang tidak demokratis. Namun hubungan Trump dengan China bisa segera berubah. Beberapa laporan menunjukkan bahwa dia bisa saja segera mengumumkan berbagai keputusan terkait hubungan perdagangan, seperti tarif terhadap barang-barang impor dari China. [lt/ab]

XS
SM
MD
LG